"Azithromycin, Gula Darah dan Tekanan Darah saat terinfeksi Covid 19"
Ini adalah pengalaman pribadi, bisa jadi setiap orang berbeda. Jadi jangan dianggap sebagai efek general.
Saya terinfeksi Covid pada Oktober 2020 (pernah saya tuliskan juga). Namun ada pengalaman yang terlewat saya ceritakan, yaitu perihal antibiotik Azithromycin.
Saya saat itu dirawat di Hermina Bekasi karena selama 5 hari kondisi saya di rumah tidak mengalami perbaikan. Saat di rumah saya memang sudah mengalami diare dan muntah. Namun tidak sesering saat di rumah sakit.
4 hari pertama, saya diberi infus Azithromycin 500mg (saat itu memang penggunaan antibiotik ini belum banyak dibicarakan orang). Antibiotik ini diberikan pagi sekitar jam 08.00.Â
Hari 1 dan 2 asam lambung saya naik drastis. Saya merasa mual yang sangat, muntah2 dan otomatis menjadi lemas karena mual tersebut. Awalnya saya kira karena akibat infeksi virus covid. Namun apabila sudah sore dan malam hari, mual dan muntah ini sedikit menghilang. Karena mual dan muntah yang datang dengan sangat mulai pagi hari, maka saya mengobservasi sendiri obat yang diberikan dari rumah sakit.
Ada beberapa obat yang saya minum: avigan, chloroquine, antivirus, paracetamol dan Azithromycin dalam bentuk infus). Maksud saya observasi adalah melihat gejala setelah minum obat2 tersebut.Â
Hari 3 akhirnya saya menemukan sebabnya, yaitu setelah infus Azithromycin diberikan maka mual yang hebat itu datang yang disertai muntah2 tanpa isi. Sakit karena mual dan muntah sampai nyeri di ulu hati.
Beruntungnya saat itu adalah rumah sakit tidak penuh (overload) sehingga saya masih bisa bicara dengan perawat dan dokter.
Saya bilang ke perawat bahwa setelah infus Azithromycin diberikan saya selalu mual dan muntah. Saya minta dikonsul ke dokter pemberian antibiotik tersebut. Akhirnya atas perintah dokter, pemberian Azithromycin dihentikan.Â
Nah setelah tidak diberikan Azithromycin maka mual dan muntahpun hilang. Terus terang dengan mual yang sangat dan muntah ini sangat mengganggu karena membuat kondisi badan sangat lemas. Saya tidak membayangkan apabila kondisi ini terjadi pada mereka yang usia lanjut dan punya penyakit bawaan yang serius.Â
Karena itulah saya menyarankan kepada anda yang dalam perawatan pemberian obat, untuk selalu mengobservasi diri terhadap dampak obat. Perawat dan dokter juga butuh masukan dari pasien apa yang dirasakannya, sehingga bila ada akibat obat yang serius, dokter dapat mengganti secepatnya.
Kemudian yang menjadi misteri bagi saya sampai sekarang adalah naiknya gula darah dan tekanan darah. Padahal saya tidak punya riwayat gula dan tekanan darah. Gula darah saya selama di rumah sakit adalah 300. Sampai saya harus diberikan suntikan insulin setiap sebelum makan. Tekanan darah saya juga mencapai 200.
Apakah gula darah dan tekanan darah juga karena salah satu akibat obat? Entahlah. Bagaimana dengan mereka yang memang punya diabetes? Sedangkan saya yang gula darahnya normal saja bisa menjadi 300?Â
Setelah saya boleh pulang dari rumah sakit dan tidak meminum semua obat2 itu lagi, dua minggu kemudian saya cek gula darah dan tekanan darah. Hasilnya adalah normal!Â
Mari sahabat2 semua, kitalah yang tahu tubuh kita. Segera beritahu dokter apabila ada gejala yang tidak normal setelah minum salah satu obat. Apabila anda menjaga orang tua atau anak2, seringlah bertanya tentang apa yang dirasakan dan perubahan2 yang ada. Dengan demikian kita semua bisa menjadi waspada terhadap segala kemungkinan terhadap kesehatan.
Salam sehat selalu
Agung webe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H