Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

"Lemuria" Hanya Sebuah Gagasan

13 Februari 2021   23:27 Diperbarui: 13 Februari 2021   23:41 4828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yang bangga ketika dikatakan bahwa nenek moyang orang Indonesia adalah bangsa Lemuria. Ya, bangsa yang digambarkan mempunyai teknologi sangat maju dengan tingkat kesadaran spiritual yang tinggi. Masyarakat yang meyakini hal tersebut lantas 'euforia' dan menganggap bahwa Lemuria merupakan sebuah bangsa yang dulunya benar-benar ada.

Lemuria, di lain gagasan (pendapat lain) disebut sebagai ibukota Atlantis. Kemudian hilang karena tenggelam oleh air laut yang meluap.

Namun sayang, gagasan tentang Lemuria banyak dikemukakan oleh kalangan theosof, dibanding arkeolog. Artinya gagasan ini hanya ramai menjadi gagasan bagi kalangan theosofi dibanding ilmuwan arkeologi.

Pendiri Theosofi, Helena Blavatsky , pada akhir abad ke-19, menempatkan Lemuria dalam sistem doktrin mistik-religiusnya, dan mengklaim dalam tulisannya bahwa benua ini adalah tanah air nenek moyang manusia, yang disebut sebagai Lemurians. Tulisan Blavatsky memiliki pengaruh yang signifikan pada esoterisme Barat, yang kemudian mempopulerkan mitos Lemuria dan penduduk mistiknya.

Ya, akhirnya Lemuria menjadi doktrin mistik religius yang diyakini hampir oleh semua kalangan esoterism.

Bagaimana pendapat para peneliti ilmiah?

Saya kutipkan dari salah satu sumber Teori lempeng tektonik:

Teori Lemuria menghilang sama sekali dari pertimbangan ilmiah konvensional setelah teori lempeng tektonik dan pergeseran benua diterima oleh komunitas ilmiah yang lebih luas. Menurut teori lempeng tektonik, Madagaskar dan India memang pernah menjadi bagian dari daratan yang sama (dengan demikian memperhitungkan kemiripan geologis), tetapi pergerakan lempeng menyebabkan India memisahkan diri jutaan tahun yang lalu, dan pindah ke lokasinya yang sekarang. Daratan aslinya, superkontinen Gondwana , pecah; itu tidak tenggelam di bawah permukaan laut.

"Lemuria" dalam literatur mistik nasionalis Tamil , menghubungkan Madagaskar , India Selatan , dan Australia (meliputi sebagian besar Samudra Hindia), tapi Indonesia tidak.

Kita lantas melakukan banyak cocokologi. Seperti candi sukuh dan candi cetho yang mirip dengan bangunan suku Maya. Kemudian patung-patung manusia bersayap di candi sukuh yang dicocokkan dengan Alien terbang yang pernah singgah di sana. Hal itu dikatakan sebagai pembuktikan bahwa teknologi saat itu sudah maju sebagai bangsa Lemuria dan di sana disebutkan mempunyai portal untuk menuju ke galaxy lain.

Lemuria, sebagai sebuah gagasan tentu sangat baik karena membangun 'HOPE' bagi masyarakat marjinal (tidak diperhatikan) untuk bergerak menjadi lebih baik menuju kepada gagasan hebat seperti nenek moyang yang digambarkan.

Sama seperti konsep Surga dan Neraka. Maka Lemuria juga merupakan konsep doktrin mistik religius. Hanya saja penempatannya berbeda. Surga dan Neraka ditempatkan di depan sebagai masa depan. Lemuria ditempatkan di belakang sebagai bayangan kegemilangan baik itu teknologi maupun spiritualitas.

Mereka yang yakin akan Surga akan bergerak ke depan untuk memenuhi syarat-syarat masuk Surga. Mereka yang yakin akan Lemuria juga akan bergerak ke depan untuk menjadi seperti Lemuria kembali.

Namun, Lemuria tetaplah hanya sebuah gagasan. Banyak yang sedang membuktikan realita dan keberadaan Lemuria. Dengan adanya pencarian bukti-bukti inilah, maka Lemuria belum menjadi realita dan baru sebatas hal yang ingin dibuktikan.

Apabila manusia berangan-angan kembali ke Surga dengan kehidupannya yang makmur, apa saja ada, semua bahagia, maka Helena Blavatsky , pada akhir abad ke-19, menempatkan Lemuria dalam sistem doktrin mistik-religiusnya sebagai bangsa yang maju secara kesadaran spiritual dengan teknologi sangat modern. Sehingga doktrin mistik religius ini dapat mengangkat harapan bagi orang-orang terpinggirkan untuk kembali maju dalam kehidupan, harapannya adalah dapat menjadi seperti Lemuria!

Teman saya, tidak lagi marah ketika saya katakan bahwa Surga dan Neraka secara fisik tidak ada. Namun dia MARAH ketika saya katakan bahwa Lemuria hanyalah gagasan dan tidak ada benuanya, bahkan yang dikatakan tenggelam itu tidak ada.

Dia sudah tidak fanatik dengan agama, namun berganti fanatik dengan Lemuria!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun