Saya Agung webe, saya bukan dokter dan bukan ahli virus. Saya praktisi 'emotional healing'. Kali ini ijinkan saya berbagi tentang keselarasan emosi yang sangat berkaitan dengan virus yang menyerang tubuh dan mengakibatkan seseorang sakit.
Kita mengenal penyakit dengan kategori 'Self Limiting Disease', yaitu penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya karena sistem imun tubuh yang baik. Contoh yang sering dialami adalah flue yang disebabkan virus. Virus tidak dapat diobati dengan antibiotic, karena antibiotic hanya dapat mematikan bakteri. Virus hanya dapat diobati dengan adanya sistem imun tubuh yang baik.
Saya tidak akan bercerita tentang virus dan penyebaran virus. Biarlah hal itu menjadi otoritas dokter dan ahli virus yang berkompeten. Saya akan berbagi bahwa sistem imun tubuh sangat berkaitan dengan kesehatan emosi seseorang.
Apabila kita terkena penyakit dengan kategori 'Self Limiting Disease', namun sistem imun (kekebalan tubuh) kita tidak baik atau sedang mengalami masalah dengan tidak dapat mengeluarkan sistem imun yang maksimal, maka tentu saja penyakit tersebut akan menjadi penyakit yang berbahaya apabila tidak ditangani oleh tenaga medis yang tepat, karena tubuh tidak dapat menyembuhkan dirinya sendiri.
Sistem imun tubuh yang tidak baik, cenderung dimiliki oleh mereka yang sedang dalam perawatan sakit atau punya riwayat sakit serius, misalnya seperti Jantung, darah tinggi, diabetes, paru-paru, ginjal. Untuk mereka dalam kategori ini, perlu diwaspadai apabila terkena penyakit karena virus, walaupun kategorinya adalah 'self limiting disease'.
Satu hal yang banyak tidak disadari oleh sebagian besar masyarakat bahwa emosi/stress sangat mempengaruhi kekebalan tubuh ini. Harap hati-hati, karena ketakutan termasuk ke dalam kondisi emosi negatif. Apabila seseorang setiap hari membaca berita kematian akibat sebuah wabah penyakit, maka muncul ketakutan dalam dirinya.Â
Ketakutan tersebut akhirnya akan melemahkan sistem kekebalan tubuhnya sendiri. Yang seharusnya, apabila kondisi dirinya tanpa ketakutan dapat mengeluarkan sistem imun untuk melawan virus yang masuk, maka dalam hal ini sistem imun dalam dirinya tidak dapat melawan virus yang masuk.Â
Dan ini bukan karena virusnya yang mematikan, namun karena ketakutannya sendiri yang melemahkan kekebalan tubuhnya. Jadi hati-hati dengan emosi rasa takut yang menghantui hanya karena banyak membaca berita tidak jelas.
Saya akan kutipkan di sini beberapa hasil penelitian yang saya baca dari situs nationalgeographic.grid.id:
- Dilansir dari Kompas.com, peneliti dari Penn State University membuktikan hal tersebut melalui sebuah penelitian yang melibatkan 220 partisipan. Mereka diminta untuk mencatat bagaimana perasaan mereka, serta kondisi fisiknya, setiap hari dalam kurun waktu dua minggu. Sampel darah partisipan pun juga diperiksa. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin sering seseorang mengalami emosi negatif, maka semakin lemah sistem kekebalan tubuhnya. Menurut peneliti, saat seseorang terus bergumul dalam perasaan negatif, tubuh merespons dengan cara yang ekstrem dan memprihatinkan.
- "Suasana hati yang buruk, terutama karena marah dan keras kepala, sering dikaitkan dengan hormon stres (seperti kortisol dan adrenalin) yang tinggi," kata Dr Clare Morrison dari MedExpress, layanan kesehatan di AS.
- Robert Glatter, asisten profesor kedokteran darurat di Lenox Hill Hospital, juga mengatakan bahwa segala jenis stress akan mempercepat detak jantung, meningkatkan tekanan darah, dan melemahkan sistem kekebalan tubuh. Dan dalam jangka panjang, itu akan meningkatkan peluang penyakit kanker, autoimun, dan jantung.
Kita dapat mengkonsumsi vitamin C dan E untuk meningkatkan kekebalan tubuh kita terhadap serangan virus. Namun bila tingkat stress/emosi/ ketakutan kita lebih besar setiap harinya, maka kondisinya akan sama saja, yaitu emosi yang tidak sehat akan melemahkan sistem imun tubuh kita sendiri.
Mungkin saja kita telah dibuat takut oleh berita-berita di media yang mengabarkan tentang kematian akibat sebuah penyakit, di mana media tersebut tidak menjelaskan latar belakang umur dan riwayat penyakit yang diderita, sehingga mereka-mereka yang semula sehat tanpa riwayat penyakit serius menjadi lemah sistem imun tubuhnya hanya karena ketakutan yang dialaminya.
'Emotional Healing' dapat menjadi salah satu langkah untuk menyehatkan emosi. Saya garis bawahi bahwa emosi tidak selamanya jahat/jelek. Kita memerlukan emosi yang terkontrol atau istilahnya emosi sadar untuk bergerak dalam kehidupan.Â
Yang menjadi masalah adalah, apabila kita mengalami emosi yang tidak terkontrol dan kemudian kita yang dikendalikan oleh emosi tersebut. Rasa benci, iri hati, ketakutan, sedih yang berlarut, cemas dan khawatir yang berkepanjangan, semua hal itu merupakan emosi negatif yang dapat melemahkan sistem imun tubuh kita.
Anda punya rasa takut yang berlebihan? Cemas dan khawatir terhadap situasi? Bagaimana cara sederhana yang dapat anda lakukan untuk mengatasi semua hal itu? Dalam teknik 'Emotional Healing' ada teknik yang dinamakan 'Gibberish'. Wikipedia menerjemahkan Gibberish sebagai:
Gibberish, juga disebut jibber-jabber atau gobbledygook, adalah ucapan yang (atau tampaknya) omong kosong. Ini mungkin termasuk suara ucapan yang bukan kata - kata aktual, atau permainan bahasa dan jargon khusus yang tampaknya tidak masuk akal bagi orang luar.
Cara melakukannya demikian: Cari satu ketakutan atau kecemasan atau kekhawatiran anda. Kemudian tutup mata anda. Keluarkan kata atau kalimat untuk ngomel-ngomel (ngomel ya, bukan berteriak tetapi ngomel) tentang ketakutan tersebut. Syaratnya adalah kalimat yang dikeluarkan tidak boleh dengan bahasa yang anda ketahui. Anda boleh bicara apa saja dengan syarat bahasa yang anda gunakan tidak anda ketahui. Lakukan minimal 15 menit. Mengapa 15 menit? Karena di bawah 15 menit pikiran masih melakukan analisa terhadap bahasa yang anda gunakan.
Anda bisa melakukannya di dalam mobil sambil berangkat/pulang kerja dengan kaca tertutup sehingga tidak ada yang mendengar. Anda juga bisa melakukannya sambil menyetir motor dengan masker dan helm sehingga tidak ada yang tahu. Atau kalau anda melakukan di rumah, cari tempat yang tidak dilihat dan didengar orang lain untuk menghindari kecurigaan tentang apa yang anda lakukan.
Nah, selamat melakukan dan selamat menyehatkan emosi anda sehingga sistem kekebalan tubuh anda dapat meningkat dan ketika virus menyerang anda, anda tinggal menunggu proses pemulihan diri sendiri oleh sistem kekebalan tubuh anda.
Salam sehat!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI