Yang dilakukan buzzer adalah menyebarkan berita secara masif untuk mengenalkan sesuatu, dalam hal ini 'buzz' saya adalah mengenalkan 'peluang usaha bisnis kopi'.
Setiap pelaku dari akun media sosial dapat menjadi buzzer. Namun, jangan sampai apa yang kita kira sebagai buzzer ternyata hanya curhat pribadi saja. Mengapa bisa begitu?Â
Kalau tujuan buzzer adalah mempengaruhi sehingga ada sesuatu yang diambil dari berita yang dipostingnya, maka tentu saja follower dari buzzer harus banyak sehingga terjadi engagement.
Apakah engagement dapat dilihat dari jumlah like atau komen? Belum tentu, karena follower yang memutuskan untuk mengikuti anjuran, produk atau pembelian, biasanya tidak komen namun langsung melakukan interaksi lewat nomer atau saluran khusus yang diberikan.
Anda tertarik menekuni profesi buzzer? Pastikan bahwa akun anda berpengaruh dan mempunyai loyal follower yang mendengarkan anda. Yang pasti, buzzer tidak dapat dihilangkan, terlepas dari pengaruh negatifnya, karena hal ini adalah fenomena sosial.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H