Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Di Saat Banyak yang Menghujat Garuda Indonesia, Para "Reviewer" Juga Harus Becermin

18 Juli 2019   02:27 Diperbarui: 18 Juli 2019   13:09 2718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://youtu.be/HlbzykPHXgM

Sebelumnya saya menulis artikel yang berjudul Polemik "Menu Card" Tulisan Tangan di Garuda Indonesia. Dalam tulisan tersebut saya mencoba melihat postingan viral itu apa adanya, dan memang tidak ada yang salah tentang posting menu tersebut. 

Artinya bahwa, menu tulisan tangan yang difoto tersebut merupakan capture apa adanya tanpa ada narasi menjelekkan, menghujat ataupun memaki-maki karena kecewa. 

Bahkan di beberapa sisi dalam posting klarifikasi videonya, yang bersangkutan memuji layanan yang ada. Artinya bahwa, sebagai seorang vlogger-reviewer, ia cukup objektif dalam melakukan review.

Objektivitasnya juga terlihat dalam video lain yang berjudul Garuda Indonesia Vintage Flight Experience, di mana dalam video ini ia memberikan pujian terhadap Garuda. Bagi saya, anggapan bahwa yang bersangkutan punya maksud menjatuhkan Garuda karena menjadi talent maskapai asing, itu tidak terbukti.

Lalu yang menjadi polemik adalah ketika unggahan gambar menu tersebut di-forward dan di-reply dari banyak akun dengan tambahan kalimat sendiri dengan narasi menjelekkan Garuda, maka komentar yang muncul tentu saja tergiring untuk menghujat Garuda Indonesia.

Baru kemudian, sehari setelahnya ada video klarifikasi dari yang bersangkutan. Namun, nasi telah menjadi bubur. Opini miring sudah terlanjur merebak dan tidak dapat dibendung.

Apakah Garuda merasa dirugikan dengan komentar miring tentang dirinya? Tentu saja. Di saat Garuda tengah membangun kembali reputasinya dari terpaan isu-isu sebelumnya yang sempat menurunkan sahamnya, kini opini miring kembali merebak sangat subur dengan cepat sekali.

Namun Garuda seakan tidak menggubris komentar-komentar miring tersebut. Garuda tahu, mungkin saja mereka yang berkomentar panas bahkan dengan nada hujatan adalah mereka yang sebagian besar bukan pelanggannya. 

Atau bahkan belum pernah menggunakan Garuda. Garuda dengan pelanggan setianya yang dulu bernama GFF (Garuda Frequent Flyer) dan sekarang bernama GarudaMiles, adalah mereka yang sangat tahu pelayanan Garuda.

Dan mereka paham bahwa kesalahan tidak adanya menu cetak bukan merupakan kesalahan regular yang setiap saat terjadi dalam setiap penerbangan, lagi pula pramugari aktif sudah meminta maaf dan membuatkan solusi.

Seragam pramugari Garuda Indonesia karya Anne Avantie yang diluncurkan pada penerbangan Jakarta-Semarang, 3 Juli 2019 siang.(Instagram @anneavantieheart)
Seragam pramugari Garuda Indonesia karya Anne Avantie yang diluncurkan pada penerbangan Jakarta-Semarang, 3 Juli 2019 siang.(Instagram @anneavantieheart)
Di sini, bagi saya hal-hal yang bukan layanan regular tidak dapat dijadikan bahan review. Apalagi kalau dibandingkan dengan maskapai lain yang saat dilakukan review menu cetaknya ada. Kecuali kalau memang secara regular, Garuda tidak menyediakan menu dan pramugarinya selalu menulis menu dengan tulisan tangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun