Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengapa Harus "Penerbit Mayor"?

15 Oktober 2018   07:30 Diperbarui: 17 Oktober 2018   13:31 630
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: www.publishingtalk.eu

Saya mengajak untuk tidak melihat nilai tersebut, karena sebagai penulis pemula tentu saja yang terpenting bagi anda adalah membangun nama kepenulisan anda. Dan membangun nama ini tidak tergantung kepada penerbit mayor. Sekali lagi bahwa era indusrti buku telah berubah. Mencetak buku semakin gampang, menjual buku semakin gampang dan media promosi juga sangat banyak.

Apabila untuk mendapatkan profit 900 juta di atas lewat penerbit mayor buku harus terjual dalam oplah 150 ribu eksemplar, maka apabila dihitung sebagai cetak mandiri, maka untuk mendapatkan profit 900 juta hanya membutuhkan oplah terjual sebanyak 20 ribu eksemplar!

Sekali lagi, era saat ini, jangan tergantung kepada penerbit mayor. Indonesia masih kekurangan penulis, masih kekurangan jumlah judul buku tercetak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada. Jumlah buku yang terbit per tahun di Indonesia masih kalah dengan di Vietnam dan India. sumber

Terakhir seperti apa yang pernah dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer, yaitu Karena kau menulis maka suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Juga apa yang pernah dikatakan oleh Sayyid Quthb, yaitu Satu peluru hanya dapat menembus satu kepala, namun satu tulisan dapat menembus jutaan kepala.

Tetap menulis dan terbitkan buku dengan atau tanpa penerbit mayor!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun