Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengatasi Penurunan Usaha dengan Memahami Kurva "S"

18 September 2018   23:21 Diperbarui: 19 September 2018   18:13 2606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah seorang pelatih bisnis yang dulu dikenal laris, manggung di mana-mana, tiba-tiba ia sepi undangan manggung. Dari titik itu ia terjun bebas. Bisnis trainingnya sepi dan akhirnya gulung tikar.

Sama dengan seorang pengusaha warung bakso. Warung baksonya laris pembeli dan ia juga membuka beberapa gerai warung bakso. Namun tiba-tiba, beberapa gerai warungnya sepi pengunjung. 

Kalau pun ada, keuntungan hanya dapat untuk membiayai operasional saja. Dari titik itu ia terjun bebas. Bisnis warung baksonya sepi pembeli dan akhirnya tutup.

Dari dua cerita di atas, kita tentu saja melihat bahwa ini dapat dialami oleh siapa saja dengan profesi beragam, yaitu ketika seseorang yang dalam profesinya telah mencapai posisi puncak maka ia kemudian menurun perlahan-lahan. 

Penurunan hasil dari posisi puncak ini merupakan grafik alami yang memang demikian adanya. Walaupun mungkin terlihat masih eksis, namun perjalanannya akan 'flat' atau bahkan hanya sekedar ada dan perputaran uang yang masuk hanya berputar untuk menutupi operasional saja. 

Biasanya hal ini terjadi kepada seseorang yang punya usaha dan yakin bahwa usahanya yang seperti itu akan bertahan karena saat itu terlihat sedang laris manis dengan keuntungan yang berlipat-lipat.

Bagaimana kita menyikapi hal ini? Dapatkah kita berusaha untuk keluar dari grafik alami tersebut? 

Tentu saja dapat dan mari kita coba untuk memperbaikinya, apalagi apabila anda termasuk yang sedang 'terjun bebas' dari titik puncak sebelumnya. 

Semoga hal ini dapat berguna dan diterapkan dalam segala usaha atau profesi yang sedang anda geluti yang saat ini terlihat menurun.

Mari kita kembali menyadari adanya kurva 'S'. Apa itu kurva S? Di dalam Manajemen Perubahan (Change Management) dikenal sebuah kurva yang bernama Sigmoid Curve, dan kemudian disebut kurva S. Posisi huruf 'S' adalah tidur sehingga terlihat grafik huruf S tidur. 

Apabila kita baca dari ujung S, maka grafik dari awal akan turun terlebih dulu hingga mencapai batas lengkungan terdalam baru naik sampai batas lengkungan atas dan kemudian menurun kembali. Dengan membaca grafik alami pertumbuhan ini, maka kita akan dapat menyikapi tentang profesi atau usaha yang sedang kita lakukan.

foto koleksi pribadi
foto koleksi pribadi
Bagi seseorang yang sedang memulai profesi atau usahanya, maka grafiknya tidak lantas akan naik, namun ia akan turun terlebih dulu. Mengapa turun? Ya karena waktu-waktu awal adalah waktu yang banyak dilakukan untuk branding, pemasaran, networking, yang kesemua itu memerlukan biaya ekstra. 

Dalam masa kurva pertama ini bagi yang tidak sabar akan melihat usahanya tidak menguntungkan. Kalau ia tidak sabar maka ia akan membuka usaha baru dan begitu seterusnya.

Setelah melewati masa lengkungan kurva pertama, maka ia akan mulai naik. Keuntungan mulai terlihat dan makin lama makin terlihat besar. Pelanggan banyak dan network luas. Nah, apabila terlena, maka ia tidak mempersiapkan apapun juga sehingga ketika mencapai puncak kurva keuntungan, setelah itu perlahan-lahan mulai menurun. Ia tidak menyadarinya dan kemudian menyatakan bangkrut.

Kita semua harus menyadari adanya grafik pertumbuhan alami sehingga kita sadar bahwa profesi dan usaha apapun tidak akan bertahan selama-lamanya karena setiap 'trend' ada masa ramainya. 

Nah, apabila kita menyadari grafik pertumbuhan alami ini, maka pada saat kurva usaha atau profesi kita sedang naik. Sebelum mencapai puncak, kita sudah mempersiapkan inovasi baru yang kita jalankan sehingga bersamaan kurva naik, apa yang sedang dimulai mengalami kurva menurun terlebih dulu. 

Kurva yang satu naik dan kurva yang baru menurun, jadi kita tidak merasa terbebani dengan pengeluaran ekstra yang terjadi pada kurva baru. Lalu pada saat kurva yang lama sudah melewati masa puncaknya dan mulai menurun, maka kurva yang baru mulai naik.

Membuat kurva yang baru adalah sebuah perubahan yang harus dilakukan. Perubahan tersebut memang harus meliputi segala aspek seperti sistem, produk, strategi, value, operational, marketing dan finance.

Anda sedang mengalami penurunan setelah melewati masa puncak anda? Mungkin anda melupakan tentang grafik pertumbuhan alami tadi. Tidak ada kata terlambat dan segeralah membuat kurva baru dalam profesi atau usaha anda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun