Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku tema-tema pengembangan potensi diri

Buku baru saya: GOD | Novel baru saya: DEWA RUCI | Menulis bagi saya merupakan perjalanan mengukir sejarah yang akan diwariskan tanpa pernah punah. Profil lengkap saya di http://ruangdiri.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Polemik Kasus Bangkrutnya "First Travel"

15 Agustus 2017   20:13 Diperbarui: 16 Agustus 2017   10:04 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah dari berbagai daerah mengikuti acara Manasik Umroh First Travel 2017 dan Dzikir Akbar yang diselenggarakan oleh agen perjalanan umroh First Travel di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu (6/11/2016).(KOMPAS.com / WAHYU ADITYO PRODJO)

Saat saya sharing dengan para account executive PT Adwa Creative Media tentang cara menjual, saya bertanya, "Mau short term atau mau long term?"

Lalu saya memutarkan film WOLF OF WALL STREET yang mengangkat tokoh Milyarder yang bernama Jordan Belfort (diperankan oleh Learnado Dicaprio). Lewat cara-cara bisnisnya layaknya "Serigala", Belfort dapat menjadi milyarder di usia 28 tahun namun akhirnya dipenjara pada usia 36 tahun!

Cara-cara Belfort dalam menjual memang banyak dipakai oleh mereka yang menginginkan cara cepat dan instan menjadi kaya raya dalam berbisnis. Maka dari itu ia disebut sebagai 'Serigala penjualan'.

Mau bisnis cepat laku di Indonsia? Bergerak di 3 bidang ini, yaitu: Agama, Wanita, dan Remaja. Artinya semua hal yang berkaitan dengan 3 hal tersebut akan mudah menarik minat dan emosi para pendukungnya. Contohnya, apabila anda hanya menjual training 'hipnosis' akan kurang peminat, namun ketika anda spesifikasikan menjadi 'hipno langsing' maka dunia wanita akan merespon dengan cepat.

Agama (apapun juga) dapat menjadi ajang bisnis yang dapat mendatangkan keuntungan dengan cepat. Hal ini karena kepercayaan pembeli yang sudah menjadi 'fanatik' bahwa pelaku bisnis agama 'tidak mungkin' menyalah gunakan kepercayaannya.

Beberapa hari ini, media sedang dipenuhi berita tentang Travel Umroh Haji yang bernama First Travel yang diduga menipu calon nasabahnya sehingga sebanyak kurang lebih 35 ribu nasabah 'terancam' tidak jadi berangkat atau bahkan kehilangan uang yang telah disetornya.

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, herannya, FIrst Travel menggunakan pengacara yang berbalik menuntut pemerintah karena telah membekukan ijin usaha dan meminta pemerintah mengganti uang para nasabah.

Memang agak rumit, karena ada unsur agama yang dibungkus dalam kegiatan bisnis. Bahkan nama Anniesa Hasibuan masih dibalut kebaikannya karena sudah memperkenalkan pakaian muslim - jilbab modern kepada dunia luar.

Bagaimanapun juga, sedosa apapun juga, sepenipu apapun juga, Anniesa tetaplah tokoh yang dikenal sebagai designer yang selalu memperkenalkan jilbab sebagai pakaian utama.

Mungkin karena kaitannya dengan agama inilah yang menyebabkan Anniesa harus dibela. Tidak peduli dia salah, tidak peduli dia menerapkan skema ponzi dalam keuangan travelnya. Tidak peduli ia menerapkan gaya hidup mewah yang tidak dicontohkan oleh Nabi Muhammad, tidak peduli. Mungkin Anniesa tetap harus dibela karena mungkin ia tetaplah calon "penghuni surga" karena sudah mempopulerkan pakaian agama.

Apa yang menyebabkan First Travel menderita kerugian sebanyak 550miliar dan ternyata jumlah uang direkening pemiliknya kini hanya 1,3 juta? Yang jelas faktornya banyak, terlebih lagi apabila Anniesa dan suaminya sebagai pemilik bisnis tidak membekali dirinya dengan pemahaman yang cerdas tentang Cash Flow dan SOP bisnis.

Akhirnya, uang yang terkumpul dalam jumlah ratusan juta dilihatnya sebagai keuntungan yang dapat dipergunakan untuk memuaskan hasrat keinginannya menjelajah dunia.

Atau mungkin sang Suami pernah belajar bisnis ala Jordan Belfort sang Serigala? Sehingga secara tidak langsung ia memberi predikat dirinya THE WOLF OF RELIGION - Sang Serigala Agama. Ia meraung, mengalahkan musuh-musuh bisnisnya dengan label agama.

Uang, ternyata bukan pemersatu kalau memang itu tujuannya. Kita semua awalnya dapat berkumpul dengan damai atas dasar uang. Namun ketika bagian dari uang terusik dan terancam, kita dapat saling menerkam untuk melindungi bagian dari masing-masing.

Beberapa teman yang waktu itu juga merintis bisnis Umroh Haji, menjadikan Frist Travel sebagai patokan sukses. Bisnis Umroh Haji yang dijalankan First Travel yang berjalan satu tahun saja sudah menampakkan keberhasilannya oleh pemiliknya dari rumah, mobil dan gaya hidupnya. Siapa yang tidak tertarik? Apalagi ada embel-embel bahwa bisnis serupa, akan diridhoi Allah.

Mendengar istilah 'ridho' dan janji-janji berkah serta surga, siapa yang tidak klepek-klepek? Akhirnya kembali kepada manusia yang menjalankannya, ia akan tamak dan serakah atau akan dapat menjaga pesan-pesan cinta dan kesederhanaan yang selalu dicontohkan oleh Nabi Muhammad?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun