Atau jangan-jangan manusia sengaja dibuat kalah? Ia sengaja dibuat tidak berdaya dengan ketakutan pikirannya dan harapan dari pikirannya agar mudah dipertahankan untuk tidak lari dari kelompoknya?
Mau melihat bukti yang ada tentang intervensi tersebut? Coba lihat, apabila Anda membaca sampai pada bagian ini, berapa kali Anda menolak dan mengatakan bahwa bagian ini tidak sesuai dengan keyakinan agama saya! Berapa kali Anda bergumam bahwa tulisan ini ngawur? Atau Anda juga mendoakan semoga penulisnya mendapat Hidayah dan kembali ke jalan yang lurus dan benar?
Mengapa itu terjadi? Karena Anda tidak ingin melihat dan membaca sesuatu yang lain. Intervensi dalam diri Anda hanya menginginkan sesuatu yang sama atau menguatkan keyakinan Anda.
Bila itu terjadi, jangan-jangan .. Ini hanyalah asumsi saya. Jangan-jangan ada ketakutan tersembunyi dalam diri Anda selama ini. Mengapa Anda takut? Karena selama ini Anda tidak pernah diberikan kebebasan untuk memilih keyakinan, sehingga sejak bayi sampai sekarang Anda hanya menjalankan praktek keyakinan seperti robot. Karena hanya rutinitas seperti robot, maka dalam relung terdalam di pikiran Anda, ada sebuah ketakutan yang mengatakan, “iya ya, jangan-jangan apa yang saya lakukan selama ini memang salah?”. Ketakutan itulah yang membatasi diri Anda secara tidak sadar terhadap pemikiran-pemikiran yang tidak sama dengan keyakinan tersebut.
Kembali kepada tujuan puasa agar manjadikan manusia yang bertakwa dan finalnya menggapai kemenangan atas dirinya untuk lahir kembali dalam fitrahnya sebagai manusia, mari kita tanyakan kembali kepada diri kita sendiri:
- Masih adakah arogansi dalam diriku?
- Sudahkah aku selalu bersyukur?
- Sudahkah aku menjaga kesadaranku?
Selamat berpuasa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H