Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indonesia 3000SM Berbudaya Luhur atau Berbudaya Liar?

14 Desember 2016   02:55 Diperbarui: 14 Desember 2016   03:22 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dulu, dalam pelajaran di sekolah dasar disebutkan bahwa Indonesia sebelum masuk agama-agama merupakan daerah dengan kepercayaan animisme dinamisme. Daerah terbelakang dengan budaya terbelakang dan kemudian menjadi berbudaya serta mengerti tata kehidupan karena agama-agama tersebut. 

 BENARKAH? 

Saya ingin mengajak teman2 disini melihat mengapa Indonesia menjadi menarik didatangi oleh para pedagang (bukan penyebar agama - mereka pedagang). Dan bukan hanya pedagang saja, namun negara yang ingin menjajah Indonesia. 

Ada yang menarik di Indonesia (Nusantara)? Tentu saja! 

Apabila tidak ada peradaban yang luhur, tidak mengenal budaya, penduduknya berperangai bar-bar kejam, maka Indonesia tidak menarik dikunjungi dan sudah pasti setiap kunjungan pedagang akan disambut dengan peperangan! Namun ini tidak, semua orang yang hadir diterima dengan sangat baik di Indonesia. 

Saya memberikan contoh pada tahun di Jalur Sutera (jalur perdagangan Dari Tiongkok kuno ke Romawi). Jalur ini ramai dilewati para pedagang. Jalur ini melewati Sinkiang (saat ini adalah Iran, Irak, Suriah). Yang menjadi menarik diperhatikan adalah bahwa para pedagang tidak berminat sedikitpun untuk mengunjungi Jazirah Arab. Mengapa tidak menarik? Karena saat itu Jazirah Arab memang dikenal sebagai daerah dengan penduduk berperangai bar-bar dan berbudaya terbelakang. 

Penyebutan Sumatera sebagai Svarnadwipa yang artinya adalah pulau emas sudah ada sejak sebelum Masehi. Kota Barus (diperkirakan sekarang adalah Tapanuli) diperkirakan sudah ada sejak 3000SM dan Mesir pada pada tahun 1.567 SM- 1.339 SM sudah sampai di Kota Barus untuk membeli 'Barus' sebagai pengawet Mumi pada jaman mesir kuno. 

Pedagang dari Dinasti Persia yang bernama Sassanid telah mengunjungi aceh sejak tahun 1 Masehi di Aceh bagian utara. Kalau kita lihat ini maka tahun itu Islam belum dilahirkan oleh Nabi Muhammad di Jazirah Arab. Bahkan Yesus baru mulai ada di Yerusalem. 

Kerajaan Mesir pada 4000 tahun yang lalu (sekarang 2016) sudah sampai ke Sulawesi untuk mengambil cengkeh dimana belum ada cengkeh di Timur Tengah. 

Dengan adanya ragam rempah2 di Indonesia, maka sudah sejak abad sebelum masehi Indonesia mengenal wangi2an, aroma terapi dan kebersihan tubuh dengan adanya sungai2 yang mengalir dan sumber air sangat banyak. 

Datangnya para pedagang yang kemudian membawa misi penyebaran agama (apapun juga) tidak memberikan pelajaran tentang tata cara kehidupan yang lebih saat itu, karena Indonesia telah memilikinya. Apalagi mereka yang datang dari Jazirah Arab yang belum mengenal wangi2an dan rempah2, apalagi mengenal kebersihan dari mandi (dengan minimnya sumber air saat itu di sana). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun