Mohon tunggu...
Agung Webe
Agung Webe Mohon Tunggu... Konsultan - wellness coach di Highland Wellness Resort

Makan dengan makanan yang kita olah sendiri dengan bumbu organik tanpa perasa dan bahan kimia, dapat menyembuhkan hampir semua penyakit.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Bangkit dan Berdaya Lewat Film 'Lucy'

6 September 2014   07:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:29 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterpurukan dan keadaan terjepit kadang dapat menjadi sebuah langkah untuk meloncat bangkit dan lebih maju beberapa langkah ke depan.Kondisi inilah yang menjadi sebuah langkah titik balik. Beberapa orang memanfaatkannya untuk tidak menyerah, dan beberapa orang menyatakan kalah, lalu membiarkan dirinya terpuruk dalam kegagalan.

Seperti ungkapan kuno bahwa, ‘sukses adalah langkah dimana seseorang sedang berada pada titik kegagalannya dan dia tetap bertahan, karena sukses hanya berjarak satu langkah dari keterpurukan.’

Film LUCY yang baru-baru ini sedang diputar di bioskop merupakan sebuah film dengan makna yang bagus untuk sebuah kebangkitan potensi manusia. Diceritakan bahwa manusia rata-rata baru menggunakan 10% dari kemampuan otaknya. Manusia yang menggunakan 10% tersebut hanya melakukan aktifitas sehari-hari secara rutin. Dan keterpurukan serta kegagalan berawal dari sini, dari hal-hal yang rutin dilakukan.

Rutinitas akan melahirkan robot. Robot hanya bergerak, bergerak dan bergerak. Robot tidak tumbuh dan berkembang. Ia hanya bergerak untuk memenuhi rutinitasnya saja.

Seorang wanita yang bernama Lucy yang sedang putus asa dalam kehidupannya terjebak dalam jaringan pengedar narkoba. Ia berontak ingin lepas dan membebaskan dirinya dari itu semua. Di ujung rasa putus asanya, ia masih bertahanyang kemudian sebuah peristiwa mengakibatkan dirinya terkontaminasi dengan zat narkoba dan melahirkan dirinya yang baru, yang mempunyai potensi otak meningkat sampai 20%.

Kemampuan potensi otak yang meningkat sampai 20% inilah yang menyebabkan ia mengetahui pengetahuan-pengetahuan tentang awal evolusi manusia. Yang menarik disini adalah pertanyaan reflektif kehidupan: Untuk apa manusia bergerak di muka bumi?

Pertanyaan ini juga berguna bagi kita yang ingin bangkit dan berkembang. Ya untuk apa semua pekerjaan kita ini? Semua hal yang kita lakukan, apakah hanya untuk to have, atau untuk to be?

Kemampuan meningkatkan potensi otak ini yang dapat digunakan sebagai bahan bakar bagi kemajuan diri, dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Dan kadang kala cara ini sering kali dilupakan karena kesibukan-kesibukan rutin pekerjaan manusia.

Ya, kemampuan dasar manusia yang berupa keratifitas, inovasi, banyak terpendam karena bombardir dari kesibukan sehari-hari. Suara-suara bising dari keinginan-keinginan yang ada telah menutup kemampuan yang sangat luar biasa tersebut.

Yang perlu dilakukan hanyalah menyediakan waktu untuk menyingkirkan suara-suara bising terebut. Sediakanlah waktu untuk diri sendiri. Benar-benar sendiri sehingga anda diliputi ketenangan dan kedamaian. Dalam sebulan, ambillah waktu satu hari untuk ini. Waktu yang kelihatannya tidak terlalu berharga, yang hanya satu hari dalam satu bulan, adalah saat untuk selalu mengasah potensi anda.

Anda dapat melihat bahwa seluruh ide-ide yang mengubah sejarah dunia, ditemukan saat para penemu tersebut dalam keadaan santai. Galileo menemukan ide pendulum waktu saat duduk tenang di Gereja. Newton menemukan ide hukum gravitasi saat melihat apel jatuh di kebun. Neils Bohr menemukan struktur atom saat santai menatap kuda di lintasannya. Dan bagi saya sendiri, seluruh ide dari buku-buku yang saya tulis dapat mengalir saat saya dalam keadaan santai menikmati seluruh situasi yang saya alami.

Artinya, apabila anda membiarkan diri anda tenggelam dalam rutinitas yang menjebak anda, maka anda hanya akan jadi robot produksi yang bergerak.

Kembali kepada film Lucy. Bangkitnya potensi otak dapat menyebabkan seseorang menjadi kreatif, tidak terbatas pada benteng-benteng mental yang menjadikan seseorang seakan-akan kerdil.

Ya, banyak sekali batasan-batasan yang ternyata diciptakan oleh mental orang itu sendiri. Keyakinan untuk tidak dapat maju, keyakinan bahwa dirinya tidak mampu, keyakinan bahwa tingkat pendidikannya tidak akan dapat membawa dirinya menuju kesuksesan, dll, adalah sebuah batasan mental yang diciptakan oleh diri sendiri karena ketakutan yang tidak beralasan.

Penggambaran dalam film Lucy tersebut sangat jelas, yaitu dengan orang yang sama, yang sebelumnya merupakan orang tak berdaya, dan setelahnya menjadi orang yang luar biasa. Hal ini menggambarkan bahwa potensi itu sudah ada dalam diri manusia dan hanya perlu ‘triger’ atau pemantik agar potensi itu dapat terasah dan muncul ke permukaan.

Untuk menghasilkan potensi yang luar biasa ini, sekali lagi langkah yang perlu anda ambil adalah, ambil dan sediakan waktu bagi anda untuk menghilangkan suara-suara bising dari rutinitas anda.

Salam sukses!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun