Praktik kedua adalah Discipline of Action, yang berhubungan dengan perilaku kita dalam kehidupan sosial. Stoikisme mengajarkan pentingnya menjalani kehidupan yang penuh kebajikan, memperlakukan sesama dengan hormat, adil, dan tanpa membeda-bedakan. Ini mencakup kemampuan untuk bekerja sama, saling membantu, dan memandang setiap individu dengan nilai yang setara. Disiplin ini menjadi kunci untuk membangun hubungan yang sehat dan harmonis.
Praktik terakhir adalah Discipline of Assent. Disiplin ini menitikberatkan pada kemampuan kita untuk mengatur penilaian dan persepsi terhadap berbagai peristiwa. Dalam setiap situasi, kita diajarkan untuk membedakan antara fakta dan interpretasi emosional kita. Dengan berpikir lebih rasional, kita dapat mencegah emosi negatif seperti marah, sedih, atau kecewa menguasai diri kita. Disiplin ini memberikan ruang bagi kita untuk merespon setiap kejadian dengan lebih tenang dan bijaksana.
Relevansi Stoikisme dalam Kehidupan Modern
Di tengah tantangan hidup modern yang penuh tekanan dan distraksi, filosofi Stoikisme memberikan panduan yang relevan. Dengan berhenti sejenak, berpikir rasional, dan memisahkan apa yang bisa dikontrol dari yang tidak bisa, seseorang dapat mencapai ketenangan batin. Filsafat ini tidak mengajarkan kita untuk menghindari masalah, melainkan untuk menghadapinya dengan tenang.
Stoikisme juga memiliki konsep amor fati, yakni menerima segala sesuatu dengan sepenuh hati, baik atau buruk. Konsep ini membantu kita menerima takdir dan memaknai setiap pengalaman hidup sebagai bagian dari perjalanan yang lebih besar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H