Tetaplah disini mentariku..
Di hatiku yang merindukanmu..
Bersama butiran harapan pagi..
Seberkas cahaya fajar yang menyilaukan hatiku..
Jangan pernah ingin pergi mentariku..
Meski selalu ada sakit yg kau rasa karena diri ini...
Tak mudah.... Mengumpulkan butiran harapan yang mengkristal..
Terkumpul dan meresap ingatanku mentariku..
Meski kau kadang menguap kembali seperti embun.. Dan masih ku rasakan kehangatannya
Akupun tahu begitu sering kau terluka
Kau rawat aku dengan sinarmu yang menyilaukan itu..
kumohon jangan pernah berubah mentariku..
Tetaplah jadi dirimu dengan seluruh cinta yg kau punya..
Maafkanlah... Ribuan butir dosaku..
Untuk seluruhku yg tak sempurna
Atas segala egoku yg tak jua mereda
Ampuni aku mentariku.. Karena belas kasihmu memeberi semangat baru bagiku..
Terima kasih untuk kesabaran yang kau punya, yang buatku ingin tinggal dihatimu selamanya
Kau setia.. Menangig janji di tugu Kartonyono ini
Karena sungguh aku ingin cinta yg tak akan lagi kusesali kehadirannya.. Dalam diam ku sujud padaNYA agar cintaku tak terputus oleh waktu..
Saat ku tunggu lagi mentariku terbit..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H