HARAPAN BARU bertebaran di langit pag
Saat ku menatap langit pagi..
Sambil menunggu cahaya pagi begitu menyilaukan
seperti kemilau wajahmu, merekah bersama hangatnya semangat pagi
tak mampu ku menatap silau wajahmu.. Panas tuk sehatkan badanku..
Saat berlama-lama sambil menyeka buitan keringat harapan pagiku..
Hanya terpaku itu barat Kartonyonk
Membiarkan cahayamu mnyilaukanku..
memeluk hangat bersama penguasa Alam
memecah darah-darah beku dan otakku yang mengeras ke dinginan teraliri udara pagi mu
wajahmu bersinar indah...
Degup kencang nadi di dada memacu tuk berangkat pagi..
sumsum tulang belakangku menegak dengan sendirinya.. Manatap mu hangat di pagi ini..
mungkinkah esok
takdir mengubah dirimu
menjadi tulang rusukku
Butiran mimpi ku melayang
Ada bayangmu.. Di mentari pagi ini..
Saat kau merpatiku yang ku cari
Tapi saat aku tersadar..
terlalu mengada-ada
khayalanku terlalu tinggi
kembalikan kesadaranku
agar tak lebih jauh
melambung tinggi
aku sudah berpengalaman
Memupuknya sebagai harapan
Saat ku terus kepanasan oleh sinarmu
Sakit sekali menukik jatuh
seluruh tubuh kurasa remuk
seluruh mimpi berterbangan
menuju selatan, barat
timur, lenyap di belantara utara
Tidak! Tidak ....
butuh waktu lama untuk sembuh
kembali utuh
tak ingin lagi sepi
tak ingin lagi sunyi
Serupa bunga-bunga di taman
kubiarkan saja senyummu
tetap merekah,
Kunikmati setiap pagi
takan kuganti
menjadi tangis luka
akupun kan kembali berduka
Esok ....
bila waktu menitipkan sua
kupinta senyummu
menyapa harapan pagiku
menyulam kerinduan baru
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H