Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Butiran Harapan Pagi

17 November 2020   05:32 Diperbarui: 17 November 2020   05:35 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HARAPAN BARU bertebaran di langit pag
Saat ku menatap langit pagi.. 

Sambil menunggu cahaya pagi begitu menyilaukan
seperti kemilau wajahmu, merekah bersama hangatnya semangat pagi
tak mampu ku menatap silau wajahmu.. Panas tuk sehatkan badanku..
 Saat berlama-lama  sambil menyeka buitan keringat harapan pagiku..

Hanya terpaku itu barat Kartonyonk
Membiarkan cahayamu mnyilaukanku..
memeluk hangat bersama penguasa Alam
memecah darah-darah beku dan otakku yang mengeras ke dinginan teraliri udara pagi mu
wajahmu bersinar indah...

Degup kencang nadi di dada memacu tuk berangkat pagi..
sumsum tulang belakangku menegak dengan sendirinya.. Manatap mu hangat di pagi ini.. 


mungkinkah esok
takdir mengubah dirimu
menjadi tulang rusukku

Butiran mimpi ku melayang

Ada bayangmu.. Di mentari pagi ini..
Saat kau merpatiku yang ku cari

Tapi saat aku tersadar..

terlalu mengada-ada
khayalanku terlalu tinggi
kembalikan kesadaranku
agar tak lebih jauh
melambung tinggi
aku sudah berpengalaman

Memupuknya sebagai harapan
Saat ku terus kepanasan oleh sinarmu
Sakit sekali menukik jatuh
seluruh tubuh kurasa remuk
seluruh mimpi berterbangan
menuju selatan, barat
timur, lenyap di belantara utara

Tidak! Tidak ....
butuh waktu lama untuk sembuh
kembali utuh
tak ingin lagi sepi
tak ingin lagi sunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun