Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memadamkan Api

3 November 2020   16:13 Diperbarui: 3 November 2020   16:17 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendung pekat menggantung.. Kota ini.. 

Hujan turun derasnya.. 

Hati yang sedingin salju.. 

Membeku tuk menghangatkan diri.. 

Sambil ku kayuh.. 

Ko balik cover jokku .. 

Penuh air hujan.. 

Memendamnya diantara spon dan jel.. 

Yang empuk... 

Saat ku balik.. Ku duduki 

Ku kayuh... Ke kios sahabatku... 

Sampai.. 

Masuk sambil ku ambil sepeser uang token listrik kemaren.. 

Sambil ku keluarkan sepotong roti penggal perut yang kosong.. 

Saat cover jokku masih di situ... 

Saat ku tenang ku sapa hangat... 

Ketika.. kupamit hujan pun reda.. 

Tapi... Api dalam dadaku memuncak... 

Saat cover jok tak ada.. 

Tak ada yang mengaku... 

Dengan seribu dalih... 

sambil ku bersabar 

sampai habis di ujung batasnya... 

tak tahan ku melupakannya.. 

saat ku coba jalan kembali... 

saat ku koreksi diri.... 

saat ku bersabar dalam hati... 

Ku coba padamkan.. 

Ku coba jalin kembali ikatan ini.. 

Ku lapangkan dada ini... 

Meski mendung di hati tak bersahabat 

Hujan yang deras kembali tak bisa kurasakan

Dinginnya... Hanya satu ketenangan hati.. 

Ku bangun kembali... 

Di dasar yang rapuh... 

Didasar yang tak kokoh lagi.. 

Bapa.. Kuatkanlah hatiku 

Agar persahabatan ini tak hancur begitu saja... 

Tak roboh di telan kebohongan diri.. 

Yang menjadi duri bagi dirinya.. 

Agar aku bisa belajar untuk memaafkan

Agar aku bisa belajar untuk mengampuni.. 

Memadamkannya api ini dengan air hujan belaskasihMu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun