Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kasih

22 Oktober 2020   21:37 Diperbarui: 22 Oktober 2020   21:39 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

haruskah kutulis kasih
jika kasih sudah tak ada lagi
haruskah jauhi benci
jika kebencian tlah tutup mentari
entah bagaimana esok akan berlalu
angin telah sebarkan bau bangkai
dimana mana hanya kegelapan

lalu bagaimana aku
aku akan terlahir di 3 tahun lagi
8 tahun lagi akupun akan terlahir lagi
mungkin tak akan pernah terlihat dan melihat
dalam gelapnya kabut yang sangat pekat ini
dimana ribuan air mata juga tlah menghalangi
untuk melihat sebuah kepergian di terik mentari

 apa boleh buat jika ini sebuah takdir
hanya bisa berjalan dengan raba tanpa kata
dengan keyakinan besar dalam hati
semoga ada pelangi dan mentari
di tempat beda di senja yang elokkan hari....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun