Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Rusa Hamil

30 September 2020   20:53 Diperbarui: 30 September 2020   21:07 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seekor rusa betina  berjalan tak kencang lagi

Ada yang mengganjal semakin besar...

Mendekati sungai kemarau..

Gemericik air di sumber kandungannya..

Seolah dia mau keluar..

Detik-detik itu tuk segera dia perjuangkan..

Agar sampai di sungai kemarau itu..

Tiba-tiba ..

Alam tak bersahabat...

Gemuruh angina kencang..

Meratakan awan hitam legap..

Menyambar-kencang ..segera sembunyi di rimbunnya pohon..

Percikan api dan petir... bergesekan ..

Pohon terbakar hebat...

Sang rusa memohon padaNya...

Balik batu besar pemburu melesatkan panahnya..

Ke arah kanan...

Dari kanan harimau lapar siap menerkam..

Sang rusa memohon padaNya...

Dalam pilihan..

Mati di kuliti harimau..

Tertusuk panah tajam pemburu bengis..

Terbakar bersama penghuni hutan lainnya..

Mati tengglam di sungai yang dalam,,,

Sang rusa kembali memohon padaNya

Saat nyawanya di ujung tanduk..

Sedih merintih...

Menengis menjerit..

Menyerah dan pasrah..

Tuk selamatkan bayinya..

Begitu berat di awal kelahiranmu nak..

ditanganMu nyawaku berlindung

hujan deras.. kilat menyambar ..

angin dan kabut...moga bersahabat dengan ku..

saat pandangan pemburu,, terkaburkan..

saat panah lepas melesat..

cepat menusuk harimau yang lapar..

saat sang rusa berdoa padaNya

hujan deras memadamkan api seuruh jagat hutan..

pemburu lari terbirit-birit mengambil buruannya..

berteduh menjauh.. di pohon yang sangat besar..

doa sang rusa bersujud..

terlahirlah anak yang mungil..

selamatlah anak itu bersama induknya..

dalam doa ku bersimpuh..padaMu..

sahabatku..

bertubi-tubi kesulitan menyerbu..

seolah tak memberi kesempatan dan harapan..

hanya setetes permohonan padaMu..

kau mengubah segalanya..

kau menyelamatkan semuanya..

fokuslah..pada tujuanku..padaNya..

muliakanlah padaNya..

optimislah padaNya...

lakukanlah sesuatu yang mampu kulakukan..untukNya

berserah diri padaNya..

kau yang mengatur jalan hidupKu..

saat ku bayi hingga ku tutup usia...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun