Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mendengarkan Sapaan Pagi

28 September 2020   07:15 Diperbarui: 28 September 2020   07:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Yesus dan anak kecil/ilustrasi pribadi

Ku mendengar kembali sapaanMu... 

Lewat firman pagi ini.. 

Membisikkan seperti angin yang memenuhi relung hatiku... 

Mengisi ruang-ruang kosong otakku.. 

Perdebatan kicauan burung pagi.. 

Tentang   siapa yang mendapatkan makanan yang terbanyak... 

Siapa yang memperoleh sangkar yang indah dari tuannya... 

Siapa yang terhebat berkicau menjadi sejagat raya muka bumi ini.. 

Dalam kesederhanaanku Kau menyapa lewat mereka.. 

Mendengarkan sapaan pagi... 

Yang menolong tanpa harus bergelimangan harta segunung.. 

Dan mampu menjadi orang hebat saat berkuasa.. 

Karena di langit yang tinggi berkuasa sepertimu... 

Tapi susah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan .... Pada dunia ini.. 

Saat kedamaian selalu direnggut oleh ego diri.. 

Saat ku mendengar sapaan pagi ini.. 

Kerendahan hatiMu membuktikannya.. 

Kalo egoku menghacurkan hubunganku padamu dan sesama... 

Keangkuhan diri menghajar habis tabungan kebaikanku.. 

Ku sapa pagi ini.. 

Ku dengarkan kembali.. SapaanMu.. 

Untuk menjadikanku kaya akn kutulusan hati.. 

Kaya akan ketaatan dalam bertindak tuk mengembangkan kebaikan diri.. 

Tak lekat dengan lumuran dosa ini.. 

Bangkit menyapa mentari fitmanMu yang menghangatkan diri.. 

Tak takut pada betapa beratnya hidup.. 

Bangkit mengayuh dayung denga doa dan krja yang tekun.. 

Tuk melawan zona nyaman hidupku.. 

Menyibak habis kabut pagi.. 

Embun pagi jatuh berguguran menyegarkan pohon kehidupan diri.. 

Bersama rontoknya daun-daun tua .. Menguning

Menjadi pupuk dan nutrisi tanaman yang mendewasakan jiwa yang menenangkan raga buang rapuh..

Saat ku terus bergulat dalam kesetiaan hingga tutup usia.. 

Selamat pagi 

Saat ku dengarkan sapaan pagi dari dedaunan yang berbisik indah.. 

Mengikis cinta diri...  

Tuk membuka seluasnya lautan kerendahan hti.. 

Keluar dari pengapnya ruangan egoisme diri

Membuka pintu peduli tuk membantu sesama sekitar kita.. 

Saat ku mendengarkan sapaan pagi ini.. 

Sambil melihat anak kecil di sampingMu.. 

Bapa.. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun