Tunas baru mulai tumbuh..
Pupus hijau muda.. Tipis... Menghiasi hampir seluruh batang pohon...
Tak hanya sekedar.. Menghiasi segera daun-daun muda menggantikan daun-daun yang menguning..
Segera daun-daun muda yang yang harus bekerjasama membesarkan batang pohon yang harus berbunga dan berbuah...
Nafas baru mulai tumbuh dan berkembang ..
Semangat baru terkembang bersama indahnya pagi ini..
Seluruh daun menguning.. Satu persatu terjatuh..
Seluruh daun kering berjatuhan.. Tersebar tak beraturan... Melimpah..
Terimakasih pengorbananmu para daun tua..
Jasamu tak kami sia-siakan..
Kami daun muda.. Akan terus belajar darimu..
Yang sekarang ini mulai melebur.. Dengan tanah..
Ter hancurkan oleh hewan tanah..
Gembur akhirnya menjadi humus..
Tuk suburkan kami para daun muda.. Yang mulai menghijau..
Ku ingat sejarahmu tuk besarkan pohon ini hingga sekolah ini..
Berusia ribuan tahun..
Berbunga... Sangat lebat di segala musim.
Meski tak semua bungamu... Yang lebat itu..
Menjadi buah yang melimpah..
Seleksi alam menuntutmu.. Tuk keluar pada zona yang sangat nyaman...
Tuk hadapi tantangan zaman ini..
Yang selalu berubah.. Tatanannya..
Tapi kau harus bertahan dalam segala macam bentuk tradisi yang terkikis tersebut,
menyatu, berkolaborasi dengan tradisi
yang baru.. Namun kau tak menyerah begitu saja..
Perjuanganmu yang selalu menuntut tuk bergulat menghadapi tantangan hidup yang keras..
Kami akan terus belajar dari spiritmu yang tangguh ini..
Dan pada saatnya harus menua.. Tergantikan oleh generasi baru..
Yang mampu mempertahankan keutuhan ibu pertiwi..
Agar tetap lestari.. Agar di nikmati anak cucu.. Meski merpati putihku pergi kembali..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H