Hari ini Kau tetap berdiri tegak..
Selalu berputar.. Sekitar lima menit sekali..
Dan hiruk pikuk.. Kendaraannya..
Memadati arus kota Ngawi..
Perempatan tugu Kartonyono..
Yang sungguh sibuk.. Dengan polisi asap kendaraannya setiap hari..
Sungguh.. Tak terasa.. Kabut terusir oleh sang mentari..
Mentari meninggi di kejar sang waktu yang terus menggilas.. Hari..
Harus meninggi.. Hari ini berbeda esok hari..
Detik ini sudah berbeda detik berikutnya
Menit ini sungguh berubah dengan menit selanjutnya..
Jam berikutnya membawa perubahan yang sungguh kentara perubahannya..
Sesuai arus kota.. Arus kendaraan.. Yang selalu berganti..
Saat sepi sejenak.. Waktu berarti di tugumu yang berteger tegak..
Sungguh dirumah saja lebih baik dalam suasana doa hari ini..
Dalam kata ungkapan keenam pemimpin agama..
Pemimpin Negara ikut mengajak empati kita.. Untuk sadar diri.. Menjaga diri selalu sehat.. Di tengah pandemi covid 19 ini..
Kami berdoa pula untuk kesembuhan bumi ini.. Selalu berpikir positif..
Saudara kami yang menjadi orang miskin baru segera terbantu dan bangkit dari keterpurukan hidup..
Kami harus berhemat.. Terus berpikir kreatif
Agar mau menyiaihkan untuk sesama.. Meski semampu kami.. Yang sangat sederhana..
Bertahan menghadapi hidup yang sulit tuk di jalani..
Sejenak terkuat kan disekitar.. Kartonyono..
Betapa tangguhnya seorang bentor tua bertarung keras.. Bergulat mengejar bus kecil yang kosong..
Betapa tegarnya pengayuh sepeda penjual sapu..
Berjuang tuk dapatkan sepeser uang.. Tuk makan tiap hari..
Tak mengeluh.. Di terpa angin.. Hujan.. Panas.. Hantaman sesama yang mecibir pekerjaanmu..
Kau tetap sabar Bapak.. Moga kau.. Sehat selalu..
Itu sebagian kecil.. Saudara kami.. Secuil pagi di Tugu Kartonyono..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H