Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bekecot Menggapai Rembulan Malam

8 Mei 2020   22:50 Diperbarui: 8 Mei 2020   22:49 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam ini hampir ku injak.. 

Ku kira batu.. Yang berada di depan rumah.. 

Saat ku lihat Rembulan berkabut putih awan... 

Malam... Sepi.. Berhamburan bintang... Yang jauh di sana.. 

Lamban.. Sinarnya.. Saat kau berjalan...

  Diantara.. Daun kau pilih kau santap... 

Diantara pohon-$ekitar rumah. Yang segar.. Mengodamu... 

Pelan-pelan kau makan dengan lamban... 

Seperti pedagang angkringan yang harus melawan hujan di malam hari

Lamban sepi pembeli.. Yang butuh kehangatan  secangkir jahe.. Yang menggoda tenggorakan ini

Menghangat sampai keulu hati... 

Hangatnya menghacurkan dingin.. 

Semakin lama menikmati malam ini.. 

Moga jam ini se lamban keong memakan gorengan di angkringan dan melahirkan dagangan.. 

Ku ingat harus di dalam keong/rumah saja


Malam mulai larut.. Kau masih memakan hampir habis daun muda.. 

Tapi bukan di Angkringan.. 

Tetap ditahan pohon... Di tengah Rembulan malam.. 

Dengan sinarnya.. Menghangatkan badan ini

Melawan dinginnnya selepas.. Hujan

Memang kau lamban tak se lamban kau mencari makan.. 

Yang bukan kupu-kupu malam

Tapi.. Di angkringan.. Keluh bercampur air hujan yang menetes.. Deras.. 

Selepas hujan kau masih menerangiku Rembulan malam yang ku rindukan

Bersama lambannya keong malam.. Yang tak takut di ambil dan diburu.. 

Pemburu daging bekicot tuk di jual .. 

Enak daging mu.. Ku suka.. 

Ku ingat.. Semasa kuliah dulu ketika.. Menghemat.. 

Mengencanhlan uang kos yang menipis.. 

Dari keluh dan peluh orangtua.. 

Susah payah merauk rejeki.. Untuk anaknya.. 

Sampai.. Makanan yang penting menyehatkan.. 

Ku ingat.. Saat kebersamaan kami di kos..

Berjuang bersama.. Rindu, kangen.. Bercanda tawa.. Bersama rasanya.. Masih ku pendam.. 

Lambat laun tahun seperti bekicot yang lamban berjalan.. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun