Pohonnya sudah mulai meninggi..
Di selokan timur rumah... Tetangga yang sholeh
Setiap hari kau di hempas hujan badai..
Air menggenangi pohonnya kau tetap tegar
Kau tetap kuat.. Tak tergoyahkan
Saat hujan lebat,air memenuhi selakon dari rumah ke rumah
Bersama rumput liar dan tumbuhan yang lainnya
Bunga yang indah kemaren sudah di cabut dari akarnya..
Karena menghambat laju air... Saat hujan...
Tapi kau semakin kokoh kemangi ku
Dan semakin subur saat ku ambil daun-daun mudamu
Untuk lalapan ku setiap saat.. Trimakasih ku ucapkan
Kau memang tak mengganggu lajunya air yang deras di selokan itu
Siang itu kau sudah tercabut dari kamu
Bersih sekali.. Di bakar sampai habis
Seluruh tanaman di selokan itu..
Mungkin kau menggangu dan menghambat laju dan derasnya air hujan
Ya sudahlah kemangi ku...
Yang Mahakuasa yang menanam engkau dan merawatnya sampai berdaun lebat
Berbunga dan berbiji saatnya di perbanyak lagi..
Moga di kemudian hari sang Alam
Yang merawatmu.. Menyisakan benihnya dan tumbuh lebat lagi...
Hidup ini butuh perjuangan yang keras.. Orang sholeh pun kadang khilaf..
Karena tak bermanfaat baginya...
Sabar dan tekun berbuat baik.. Agar KerajaanMu betul-betul nyata di dunia ini..
Trimakasih hujan yang menyejukkan hati kami..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H