Mohon tunggu...
Agung Christanto
Agung Christanto Mohon Tunggu... Guru - Pendidik untuk asa tunas muda dunia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berjuang dalam tulisan dengan hati nurani dan menginspirasi Bagi sesama...serta mengetuk relung-relung hati sesama.. 🙏

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Menyusur Sungai

29 Maret 2020   08:02 Diperbarui: 29 Maret 2020   07:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pagi ini kabut begitu tebal...

coklat sungaimu ditutupi kabut tipis nya 

setelah mentari mulai terbangun dari peraduan singkatnya

tak capek seperti yang menguasai Alam semesta

sungguh besar karya AgungMu Bapa

berkatMu melimpah pada diri kami..

daun-daun bambu.. kacang panjang..  kacang tanah penuh dengan tetsan embunmu..

segar terasa..menyemangati kami..

sejuk terucap dalam syukur kurniamu

dingin terasa saatnya menghirup nafas kehidupan dengan kehangatn mentari yang muncul di balik awan yang mengantung..

indah pagi ini..

esok termakasihberkatmu tersa indah bersama kicauan burung yang saling bersautan.. indah 

si dengkek menyambar ikan kecil..menembus tajam kabut di permukaan sungai..

emprit,kutilang,trucuk,derkuku,perkutut yang saling bersautan...

di pohon bambu yang rindang... tertiup angin sepaoi basah... memngusir embun..

nan pagi.. sambil menyibakkan kabut semakin tipis semakin hilang 

terlihat coklat mudanya warna aliran sungaimu yang mengkilat..

bersama si pemancing...ikan yang menunggu.. ia lapar memakan umpan..

dengan sabar..dan tak lama .. jorannya melengkung..terlihat senarnya mengencangkan dengan sigap tersabar.. di kerjakn pertarungan yang sengit... siapakah yang menang kali ini..

dawir.. atau strike..

kata si pemancing tua...

akhirnya striker ikan bader besar tertarik di atas..di bibir sungai siap di masukkan wadah..

dari kejauhan..wah.. terlempar sudah ..sebungkus sampah... berulang kali..

jatuh ke kesungai yang yang bergerak cepat..

ikan pun lari.. pemancing terdiam,,, merenung,,,dengan mengingatkan ..

untuk tidak membuang sampah di sungai..

dimana letak pedulimu sahabat.. sudah ada papan  untuk melestarikan aliran sungai..

ayo kita jaga bersama..

sejenak.. jorannya.. melengkung...ketika terangkat.. sampah yang lain dari hulu..tersangkut...di kailnya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun