Saat Ku Pikir
Puluhan Judul Ku Tulis
Dari Judul Lagu Sampai Ketemu
Seculik Kerikil Kutulis
Tak Meletik Ide Yang Keluar
Kegaduhan Diri
Terusik Gatal Rasanya
Menulis Kata Perkata
Tapi Hanya Sebaris
Kata Cinta
Kata Sayang
Kata Yang Kacau Balau
Kata Sedih Peluhan Air Mata Kesedihan 100 Rupaih Ditangan
500 Rupiah Ku Pungut Di Tepi Jalan
Yang Sekarang Tak Berharga
Ku Kumpulkan Tiap Hari..
Setoples Tetap Berharga Dalam Tuk Sesuap Nasi Hari Ini...
Saat Kacau Balau Ku Mengetik Peduli Dan Iba Atas Jerih Payah Orang... Tua Kami...
Pergulatan Hati Selalu Mengajak Ku Mengetik Luapan Emosi Yang Meledak...
Menggunung,,, Bercampur Luapan Cintaku Padamu...
Yang Kupendam... Dalam Kalutnya...
Moga Kita Lekas Ketemu Di Dunia Nyata... Tak Hanya Di Dunia... Maya... Segengggam Tangan Menggapai...
Batera Rumah Tangga Menanti Tapi Selalu Senja
Menyapa Hangat Lebih Dulu Dan Gelap Menyapa Dalam Mimpi
Bersama Sang Katak Pangeran... Yang Melihat Rembulan Purnama...
Seakan Kenapa Ku Selalu Melihat Foto Rindumu Tak Ersampaikan
Mengapa Ku Sapa Dalam Maya... Kerinduanku Meluap...
Ku Misscal... Rindukan Kangenku Meledak
Terbayarkan Dengan Suara Tuntutanmu...Menyapa Kerinduan Itu...
Seakan Aku Harus Pasrah... Terus Berharap .. Berdoa.... Moga Lebih Baik...
Bapa Bantu Langkahku... Ini....Membentuk Merajut Cinta
Karya.. Atas Berkat Yang Melimpah
Kerja... Yang Tuk Mengumpulkan Harta Surgawimu
Tuk Memuliakanmu.. Di Peningku Ini...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI