Saya yakin, setiap mata yang menyaksikan timnas indonesia berjibaku beradu taktik -bahkan sesekali otot- dengan tim nasional sepak bola negara se Asia Tenggara dari awal turut merasakan euphoria atas kerja keras  luar biasa yang di tunjukan firman dkk . Yang hanya bisa menyaksikan di rumah, teriakan kegirangan -ketika gonzales, firman, m. ridwan, irfan, bepe, arif, okto & nasuha mengoyak jala lawan lewat gol nya- bahkan sampai terdengar 2-3 rumah di samping kanan kirinya. Padahal, dihari-hari sebelumnya, di blok perumahan tempat saya tinggal, jam 18.30 ke atas biasanya sepi-sepi saja. Yang ikut berjubel mengantri demi mendapatkan tiket menonton langsung di GBK, jingkrakan dan teriakan yang bukan main kerasnya pun tak kalah seru dari teriakan bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak yang turut melihat dari rumah.
Kegembiraan dari teriakan dan jingkrakan itu sekarang -pada saat timnas indonesia harus kalah (meskipun menang)- sedikit meriuh rendah, tidak sekeras biasanya. Tetangga saya yang tadinya antusias pun kompak bersungut..."ini gara-gara PSSI nya ga becus, Nurdin nya ga becus mengelola persiapan teknis timnas- yang justru- di saat partai puncak malah di ajak safari-safari tidak jelas dan tidak berbobot - yang terpenting lagi : tidak teknis -". Â Hal ini, dengan kasus yang lain, merupakan blunder yang dengan bangga di ulangi secara terus menerus, sehingga timnas sepakbola Indonesia miskin akan gelar, meskipun hanya sekelas Asia Tenggara pada era Nurdin.
Alangkah bahagianya kita jika melihat persaudaraan sebangsa dan setanah air yang di tunjukan suporter indonesia -yang juga, saya yakin, merepresentasikan dari rasa nasionalis kita yang menonton di rumah-. Alangkah sangat bangganya jika kita PSSI dan segenap yang berkepentingan benar-benar mengakomodir dan memberikan atmosfer yang "layak" untuk pembinaan timnas. dan hal itu, saya yakin, tidak tercermin dari kepemimpinan nurdin sejauh ini, terbukti dari minimnya rengkuhan gelar yang diperoleh timnas.
Saya tetap berfikiran sederhana saja, output yang baik, di hasilkan dari proses dan input yang baik. Jika input (dalam hal ini terutama adalah manajemen PSSI) dan proses (dalam hal ini pemilihan tim, sokongan dana dan pembinaannya) sudah baik, saya yakin timnas garuda akan menggapai mimpinya. Jadi, kepada tuan nurdin, dengan tanpa mengurangi hormat dan respect saya atas kerja anda, lebih baik anda berkaca pada kinerja & hasil yang sudah anda peroleh. Tidak membanggakan bukan?? (kecuali jika anda beruping tebal menerima kritikan dan masukan). Jadi, saya kira mundur akan jadi kado indah untuk para pecinta sepakbola tanah air yang haus akan perubahan dan prestasi tim kebanggaannya. Jika itu terjadi, mari kita hitung mundur..indonesia akan mendapatkan tempat yang layak di dunia persepakbolaan minimal di level Asia Tenggara.
Bravo timnas Indonesia, saya bangga akan kerja keras kalian di AFF 2010 !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H