Mohon tunggu...
Agung Setya Budi
Agung Setya Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Agung Setya Budi adalah seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang aktif, bersemangat dalam kegiatan sosial, dan memiliki pengalaman kerja di berbagai bidang seperti logistik dan kopi. Ia juga gemar traveling dan hiking, serta terus berupaya mengembangkan diri melalui berbagai pengalaman positif.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengoptimalkan kecerdasan Buatan (AI) dalam Industri Farmasi

23 November 2024   10:14 Diperbarui: 23 November 2024   10:17 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tantangan lainnya adalah aspek etika. Penggunaan AI dalam farmasi menimbulkan pertanyaan tentang privasi data pasien, transparansi algoritma, dan dampaknya terhadap pekerjaan manusia. Apakah AI akan menggantikan peran peneliti? Bagaimana memastikan bahwa data pasien yang digunakan dalam pelatihan algoritma tetap terlindungi? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi perhatian utama yang harus dijawab oleh industri farmasi dan pembuat kebijakan.

Regulasi juga menjadi tantangan tersendiri. Dalam industri yang sangat diatur seperti farmasi, pengadopsian teknologi baru sering kali memerlukan waktu lebih lama karena persyaratan kepatuhan. Proses ini dapat memperlambat integrasi AI meskipun potensinya sudah diakui.

Risiko Era Globalisasi

Di tengah dominasi globalisasi, muncul fenomena baru: generasi muda yang lebih fokus pada pembelajaran bahasa asing dan teknologi, sehingga kurang memperhatikan pentingnya bahasa Indonesia dalam sains dan teknologi. Hal ini dapat menjadi boomerang, karena bahasa adalah identitas suatu bangsa. Dalam konteks ini, tantangan juga ada pada bagaimana Indonesia memastikan bahwa AI dan teknologi lain digunakan untuk memajukan farmasi nasional, tanpa melupakan kekuatan lokal.

Selain itu, persaingan global juga menuntut negara-negara berkembang untuk mengadopsi teknologi dengan cepat agar tidak tertinggal. Namun, tanpa strategi yang jelas, adopsi AI justru dapat memperbesar kesenjangan antara negara maju dan berkembang.

Kolaborasi untuk Masa Depan

Untuk mengoptimalkan potensi AI, diperlukan kolaborasi yang erat antara berbagai pihak, termasuk industri teknologi, farmasi, pemerintah, dan akademisi. Pemerintah perlu mendukung dengan kebijakan yang mempermudah integrasi AI ke dalam penelitian farmasi. Di sisi lain, perusahaan farmasi harus terbuka terhadap inovasi teknologi dan menjadikannya sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Selain itu, edukasi masyarakat tentang manfaat dan batasan AI juga penting. Dengan pemahaman yang lebih baik, masyarakat akan lebih menerima inovasi ini dan mendukung pengembangannya. Dengan pendekatan yang tepat, AI dapat menjadi solusi utama dalam menciptakan pengobatan yang lebih cepat, lebih aman, dan lebih terjangkau bagi semua.

Harapan Baru bagi Dunia Medis

Kehadiran AI dalam industri farmasi memberikan harapan baru bagi dunia medis. Teknologi ini tidak hanya mempercepat proses pengembangan obat tetapi juga membuka peluang untuk menemukan solusi bagi penyakit-penyakit yang sebelumnya sulit diobati. Dengan AI, masa depan industri farmasi terlihat lebih cerah, memberikan harapan kepada miliaran orang di seluruh dunia.

Namun, untuk mencapai potensi maksimalnya, AI perlu diterapkan dengan hati-hati dan bertanggung jawab. Kendala teknis, etika, dan risiko globalisasi harus ditangani dengan bijak. Jika dikelola dengan baik, AI dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjawab tantangan kesehatan global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun