Mohon tunggu...
Agung Setiawan Putra
Agung Setiawan Putra Mohon Tunggu... Dosen - Kementerian kesehatan

menulis menjadi sesuatu yang menarik jika kita bijak dalam menggunakan semua media untuk menulis. Tetap sopan dan santun dalam berpendapat melalui tulisan. Jangan lukai orang lain dengan jemarimu yang seharusnya merangkul dan membelai.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Aku dan Dia Dipisahkan Penyakit Tidak Menular

4 Juli 2023   06:00 Diperbarui: 4 Juli 2023   06:29 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Direktorat p2ptm kementerian kesehatan 

AKU DAN DIA DIPISAHKAN PTM

Isak tangis pecah seketika mendengar kabar bahwa keluarga, orang terdekat ataupun sahabat telah berpulang ke rahmatullah. Jodoh, rezeki dan ajal adalah rahasia Sang Pencipta.

Hari ini saya merasakan kehilangan orang terdekat akibat penyakit tidak menular. Sebelum pergi menghadap sang pencipta, kami sempat saling bercanda meski hanya melalui telpon. Beberapa saat kemudian saya menerima kabar kalau dia sudah tiada untuk selamanya.

Penyakit Tidak Menular (PTM) memang silent killer.

Salah satu PTM yang diderita kerabat terdekatku adalah penyakit kardiovaskular. Ya berdasarkan fakta kunci yang kemukakan oleh WHO tanggal 16 September 2022 bahwa 17,9 juta kematian PTM disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Kematian kerabat terdekatku juga membuktikan fakta berikutnya dari WHO bahwa setiap tahun, 17 juta orang meninggal akibat penyakit tidak menular sebelum usia 70 tahun. Ya kerabatku berpulang di usia 42 tahun. Memanglah sangat miris karena almarhum berpulang setelah memiliki faktor risiko penyakit tidak menular yaitu kurang aktivitas fisik dan pola makan yang tidak sehat.

Saat ini PTM berpanguruh disemua kelompok umur, wilayah dan juga negara. PTM juga sering dikaitkan dengan kelompok usia yang lebih tua, namun bukti menunjukkan bahwa 17 juta kematian PTM terjadi sebelum usia 70 tahun. Dari kematian dini ini, 86% diperkirakan terjadi di negara berpenghasilan rendah dan juga berpenghasilan menengah. Anak-anak, orang dewasa, dan lansia semuanya rentan terhadap faktor risiko yang berkontribusi terhadap PTM, baik dari pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, paparan asap tembakau, atau penggunaan alkohol yang berbahaya.

Orang yang berisiko

Menurut WHO, PTM berkontribusi besar dalam kematian dini. Pola makan yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik dapat bermanifestasi pada orang dalam bentuk peningkatan tekanan darah, peningkatan kadar gula dalam darah, peningkatan lipid dalam darah serta obesitas. Semua Ini disebut sebagai faktor risiko metabolik dan dapat mengakibatkan penyakit kardiovaskular.

Penyakit tidak menular didorong oleh kekuatan beberapa faktor yang meliputi urbanisasi dan tidak direncanakan, globalisasi gaya hidup yang tidak sehat serta penuaan penduduk. Ini disebut faktor risiko metabolik dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.

Data WHO menyebutkan bahwa Penyakit tidak menular (PTM) membunuh 41 juta orang setiap tahun, setara dengan 74% dari semua kematian secara global. Selain itu WHO menyebutkan bahwa setiap tahun, 17 juta orang meninggal disebabkan oleh PTM sebelum usia 70 tahun serta 86% dari kematian dini ini terjadi di negara berpenghasilan rendah atau menengah dengan presentasi sebesar 77%.

Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian PTM terbanyak atau 17,9 juta orang setiap tahun, kanker (9,3 juta), penyakit pernapasan kronis (4,1 juta) serta diabetes (2,0 juta termasuk kematian akibat penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes).

Kepergian saudaraku di usia 42 tahun memanglah menyisahkan kepedihan dan kesedihan di keluarga. Kurang dari 2 x 24 jam dia mengeluhkan sakit dada, dia akhirnya pergi. Masih sempat tertawa bersama, telponan merencanakan lanjut pendidikan ke jenjang doktoral serta banyak lagi rencana yakan dilakukan setelah sehat.

IMT dia memang masuk kategori obesitas dan pengukuran lingkar perutnya menunjukkan obesitas sentral. Jarang berolah raga, paling hobi makan gorengan dan minum minuman berpemanis adalah perilaku yang sering dia lakukan.

Faktor Risiko Penyakit jantung

Sebenarnya apa sajakah faktor risiko penyakit jantung dan apakah faktor risiko tersebut bisa di ubah?

Beberapa faktor yang memang tidak bisa dikendalikan, yaitu jenis kelamin, genetika, serta usia.

1.Faktor usia

Semakin bertambah usia, maka semakin tinggi risiko terkena penyakit jantung.  

2.Memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga

Jika terdapat salah satu anggota keluarga inti yang mengidap penyakit jantung, maka kemungkinan anggota keluarganya berisiko terkena penyakit jantung lebih besar.

3.Diabetes

Diabetes dapat mengakibatkan penebalan di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah terhambat. Oleh karena itu diabetes berisiko lebih tinggi mengalami penyakit jantung.

4.Tekanan darah tinggi (Hipertensi)

Kondisi tekanan darah yang tinggi mampu melukai dinding arteri serta memungkinkan kolesterol LDL masuk saluran arteri dan juga meningkatkan penimbunan plak.

5.Obesitas (Kegemukan)

Obesitas akan meningkatkan tekanan darah serta ketidaknormalan lemak yang akhirnya dapat menyebabkan penyakit jantung.

Namun, selain faktor tersebut di atas, ada faktor lain yang dapat meningkatkan risiko jantung koroner yang perlu diantisipasi.

1.Kurang olah raga

2.Merokok

3.Banyak mengkonsumsi makanan berlemak.

4.Stres, ketika seseorang stres, tubuh mereka mengeluarkan hormon kortisol yang berakibat pada kakunya pembuluh darah.

Direktorat p2ptm kementerian kesehatan 
Direktorat p2ptm kementerian kesehatan 

Penyebab Penyakit Jantung Koroner

 

Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah utama yang mengalirkan oksigen, darah, serta nutrisi untuk jantung. Umumnya penyakit ini merupakan dampak dari adanya plak kolesterol serta peradangan pada pembuluh darah arteri jantung. Penyebab penyakit jantung koroner sebagai berikut:

 

•Hipertensi (tekanan darah tinggi)

•Diabetes (kencing manis)

•Berat badan berlebih (Over wight)

•Peradangan pada pembuluh darah

•Kebiasaan merokok

•Kadar kolesterol dan trigliserida tinggi

Penyakit – penyakit di atas merupakan penyakit yang berisiko melukai dinding pembuluh arteri. Arteri adalah pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi berupa penyakit jantung koroner. Selain merusak/melukai arteri, plak juga dapat menempel serta perlahan menebal pada dinding arteri.

 Semakin menebalnya plak akan menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah ke jantung. Ketika plak tersebut pecah, maka trombosit akan berusaha untuk memperbaiki luka di arteri tersebut. Proses ini membentuk gumpalan darah yang mungkin dapat memblokir aliran darah ke seluruh tubuh.

 Pemblokiran aliran darah ke seluruh tubuh tersebut akan menyebabkan penderita merasakan angina (nyeri dada) semakin parah. Ketika pembekuan darah cukup besar, risikonya arteri akan tertekan serta menyebabkan kematian otot jantung atau infark miokard. Selain itu, penyakit jantung koroner juga dapat mengakibatkan pembengkakan jantung (kardiomegali).

Pencegahan dan pengendalian

Yang perlu diingat untuk mengendalikan penyakit tidak menular adalah fokus pada pengendalian atau pengurangan faktor risiko yang terkait dengan penyakit tidak menular.

Untuk mengurangi dampak PTM pada individu serta masyarakat, diperlukan pendekatan secara komprehensif yang melibatkan semua sektor, termasuk kesehatan, keuangan, transportasi, pendidikan, pertanian serta perencanaan dan lainnya, untuk bekerjasama dalam mengurangi risiko yang terkait dengan PTM.

Penatalaksanaan PTM meliputi deteksi, skrining, serta pengobatan PTM. Bukti menunjukkan bahwa penatalaksanaan yang dilakukan sejak awal merupakan investasi ekonomi yang sangat baik sebab jika diberikan lebih awal kepada pasien, maka dapat dampak ekonomi yaitu meningkatnya biaya pengobatan.

Kita dapat menikmati hidup yang singkat ini jika kita memiliki kesehatan yang baik dan jangan menunggu sakit lebih dahulu baru memulai pola hidup sehat

Ingat “Budayakan hidup sehat untuk cegah PTM”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun