Mohon tunggu...
Agung Setiawan Putra
Agung Setiawan Putra Mohon Tunggu... Dosen - Kementerian kesehatan

menulis menjadi sesuatu yang menarik jika kita bijak dalam menggunakan semua media untuk menulis. Tetap sopan dan santun dalam berpendapat melalui tulisan. Jangan lukai orang lain dengan jemarimu yang seharusnya merangkul dan membelai.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Langsing Itu Bukan Angan-angan

3 Juli 2023   08:00 Diperbarui: 3 Juli 2023   08:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langsing Itu Bukan Angan - Angan

"Berat badanmu berapa?" pertanyaan ini sebenarnya pertanyaan biasa. Pertanyaan ini menjadi pertanyaan yang angker jika ditanyakan kepada perempuan terutama yang memiliki postur besar atau overweight atau bahkan obesitas. Bahkan pertanyaan ini juga dipandang sebagai perundungan atau bulliying. Hukuman bullying telah tertuang dalam beberapa pasal KUHP.

Saya tidak akan membahas hukum tentang bulliying namun akan membahas masalah yang dihadapi oleh 21,8% penduduk Indonesia dengan usia 18 tahun ke atas yaitu obesitas. Saat ini obesitas memang merupakan salah satu masalah kesehatan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia.

Riseksdas tahun 2018 telah menunjukkan bahwa penduduk Indonesia yang mengalami obesitas sebanyak 21,8% dari seluruh penduduk usia lebih dari 18 tahun. Jumlah ini bukanlah jumlah yang kecil sebagaimana badan orang yang disebut dengan obesitas.

Ada banyak cara mengatasi obesitas mulai dari yang mahal seperti yang dilakukan oleh Melly Goeslaw yaitu dengan melakukan operasi Bariatrik Sleeve Gastrectomy sedangkan yang paling murah dan tidak benar yaitu dengan tidak makan.

Menurut para ahli yang sudah melakukan penelitian tentang obesitas mengatakan bahwa salah satu cara mengatasi obesitas cukup dengan memperhatikan jumlah makanan yang dimakan, jenis makanan yang dimakan dan yang terakhir jadwal kita makan

MENGATUR MAKAN

Jumlah Makan memberikan efek langsing

Guna mendapatkan efek langsing dari menakar jumlah makanan adalah dengan mengurangi jumlah makanan dari kebiasaan makan sebelumnya. Makanan yang dikurangi yaitu sumber karbohidrat dan lemak.

Cara sederhananya yaitu menggunakan piring makan model T yaitu.
1.Konsumsi sayur dua kali lipat dari jumlah bahan makanan  sumber karbohidrat ( Sayur = 2 kali jumlah Karbohidrat). Asupan  sayur dianjurkan sebesar 5-6 porsi sedangkan buah minimal 3  porsi per hari.
2.Konsumsi bahan makanan sumber protein sama dengan  jumlah bahan ma-kanan sumber karbohidrat (Protein (P) =  Karbohidrat (KH)

Jika melihat maudel piring T ini sepertinya mudah. Hanya membagi porsi makanan sepeti bentuk huruf T. Komposisi karbohidratnya atau nasinya hny 1/4. Wow apa kita sanggup? Mengingat budaya makan masyarakat Indonesia yang menganggap makan jika yang dimakan adalah nasi. Jadi tidak menganggap dirinya makan jika yang dimakan bukanlah nasi.

Jadinya kita sering melihat masyarakat Indonesia yang makan nasi plus mei instan alias Karno plus karbo

3.Jenis Makanan

Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya. Kuliner merupakan keragaman budaya yang kita miliki. Hal inilah yang menjadi penyebab negara kita diperhadapkan dengan masalah obesitas.

Tentu membuang budaya kuliner bukanlah solusi dalam menghadapi obesitas. Memperhatikan jenis makanan yang kita makan adalah hal penting dalam menangani obesitas.

Jenis makanan pada piramida gizi seimbang terdiri dari kelompok karbohidrat, sayur dan buah, protein, gula, garam dan lemak.

Prinsip pengendalian obesitas yaitu dengan mengatur keseimbangan energi yang masuk harus lebih rendah dibandingkan dengan yang dibutuhkan. Paling simpelnya saya bilang "sedikit makan, banyak kerja". Karena makanan yang sedikit masuk maka lemak lah yang akan dibakar.

4.Jadwal Makan

Jadwal makan paling sering kita anggap hal yang biasa. Bahkan sering kita lupakan termasuk oleh saya. Padahal ini merupakan hal yang penting kita perhatikan jika ingin menurunkan berat badan.

Sebuah survei mengungkapkan bahwa waktu terbaik untuk makan pagi, makan siang, dan makan malam jika ingin menurunkan berat badan adalah:
*Sarapan: tepat setelah pukul 7 pagi.
*Makan siang: antara pukul 12.30 dan 13.00.
*Makan malam: antara pukul 18.00 dan 18.30.
Sementara itu menurut para ahli, makan malam setelah pukul 8 malam dapat menambah beberapa lebar pinggang beberapa sentimeter.
Rekomendasi lain tentang jam makan untuk menurunkan berat badan juga dikemukakan oleh Praktisi atau ahli kebugaran dari Meksiko bernama Jorge Cruise, mengatakan bahwa setiap orang harus makan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
Aturan makan menurut Jorge adalah:
*Makan pagi 1 jam setelah bangun tidur.
*Makan tiap 3 jam setelah bangun tidur.
*Berhenti makan 3 jam sebelum tidur.
*Patuhi ukuran porsi yang disarankan.
Jika ingin susah dalam menghitung kebutuhan makanan maka makanan harus rata-rata 400 kalori, makan ringan 100 kalori, dan makanan penutup 50 kalori. Artinya sekitar 1.450 kalori per hari. Kalau mau gampangnya ya gunakan piring model T.

AKTIFITAS FISIK DAN LATIHAN FISIK
Setelah mengatur makanan, saatnya kita bahas latihan fisik atau aktivitas fisik.
Apakah ada perbedaan antara aktivitas fisik dengan latihan fisik? Yuk kita bahas
AKTIFITAS FISIK
Menurut buku pedoman pengelolaan dan pencegahan obesitas kementerian kesehatan bahwa aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.
Pola hidup aktif merupakan penyeimbang dari asupan energi, dengan demikian energi yang diasup tidak akan berlebih di dalam tubuh jika selalu hidup aktif.
Untuk menilai kesiapan sebelum melaksanakan aktivitas, dapat dinilai dengan mengisi Kuesioner Kesiapan Melaksanakan Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik. Kuesioner ini digunakan untuk usia 15 -- 69 tahun.
Aktifitas fisik terbagi menjadi 3 yaitu:
1.Aktifitas fisik ringan
2.Aktifitas fisik sedang
3.Aktifitas fisik berat
LATIHAN FISIK
Pola hidup aktif tidak hanya mencakup peningkatan aktivitas fisik tapi juga melakukan latihan fisik.
Menurut WHO, latihan fisik adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, melambatkan gerakan tubuh berulang - ulang, serta dilakukan secara teraktif dengann tujuan untuk mempertahankan / meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani.
Latihan fisik dilakukan dengann prinsip BBTT (baik, benar, terukur dan teratur) sesuai dengann kaidah kesehatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Nah sudah paham kan sekarang?
Semua yang sudah saya tuliskan di atas merupakan implementasi dari semua yang sudah saya baca tentang menurunkan berat badan. Memang bukanlah hal yang mudah namun juga bukanlah hal yang sulit. Semua kembali ke niat.
Berat badan saya yang sebelumnya 69 kg saat ini sudah menjadi 59 kg. Semuanya berkat niat untuk menurunkan berat badan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun