Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Koalisi Keempat Hipotetis SBY dan Jokowi yang Selalu Dicatut Namanya

3 September 2023   10:27 Diperbarui: 3 September 2023   22:23 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan SBY (Foto: Tribunnews/WartaKota/Henry Lopulalan).

Jokowi, petahana (Kompas.com, 16/8/2023):

"Saya sempat mikir, siapa ini 'Pak Lurah', sedikit-sedikit kok 'Pak Lurah'. Belakangan saya tahu yang dimaksud 'Pak Lurah' ternyata saya."

Detik-detik menegangkan saat menunggu bertemunya PKB dengan kawan barunya dari PKS, kata seorang komentator X. Tegang untuk apanya saya kurang maksud. Lalu, lebih tegang manakah jika dibandingkan dengan pertemuan Budiman-Prabowo di Kertanegara?

Pertemuan politis perdana itu berlangsung di Majapahit Hotel, Surabaya. Deklarasi paslon Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar.

Anies posisinya sebagai capres Koalisi Perubahan yang terdiri dari Nasdem dan PKS setelah Demokrat menarik dukungan. Muhaimin atau Cak Imin sebagai cawapres hasil bajakan Surya Paloh dari Koalisi Kebangkitan yang sekarang berarti tinggal Gerindra, Golkar, dan PAN.

Deklarasi itu sendiri akhirnya tampak kurang solid. Hanya Nasdem dan PKB saja yang kadernya terdeteksi nonton live music pendukung Ganjar Pranowo lewat jendela.


Kemana PKS gerangan yang kabarnya tetap bersama Anies ?

Menurut rilis media, PKS perlu membahas fenomena duet Amin --Anies-Muhaimin-- ini di partai. Dalam perhelatan di lokasi deklarasi pun ternyata PKS tidak disebut dan bahkan atributnya juga tak nampak.

Lha, apa enggak bahaya tah?

Ternyata enggak. Kursi Nasdem dan PKB ada 117 di DPR yang berarti lebih dua kursi dari 115 ambang batas syarat pencalonan presiden. Meski PKS akhirnya nanti berubah pikiran, koalisi yang selalu berubah itu dipastikan aman.

Tinggal PKS yang kini dikejar betul jejaknya. Apakah benar sedang memantapkan hati dukung Cak Imin juga ataukah akhirnya akan bergabung menyusul Cikeas?

SBY, Demokrat (Kompas.com, 1/9/2023):

"Seorang menteri sekarang ini, menteri masih aktif dari kabinet kerja pimpinan Presiden Jokowi, secara intensif melakukan lobi, termasuk kepada Partai Demokrat dengan menawarkan mengajak koalisi yang baru. Koalisi Demokrat, PKS, dan PPP."

Opsi terkini  yang sedang dibesut SBY yaitu poros keempat Demokrat-PKS-PPP. Total kursi Demokrat dengan PKS baru 104 atau kurang 11 untuk maju pilpres. Di sinilah arti penting PPP dicatut namanya. Suara partai Kakbah ini bernilai 19 kursi di Senayan.

Posisi  PPP saat ini masih setia dengan Ganjar kata Deddy Sitorus dari PDIP. Tetapi jika merujuk pada pernyataan SBY dan fakta bahwa menteri aktif PPP adalah Sandiaga Uno maka bukan mustahil kubu keempat pilpres akan terwujud.

SBY juga menyebut nama Pak Lurah yang tak lain adalah Jokowi sendiri sebagai mengetahui apa yang dilakukan menterinya. Namun SBY tidak menyebutkan bahwa sang menteri itu adalah Menparekraf Sandiaga. Juga tidak ada penjelasan apa urgensi menyebutkan Pak Lurah tahu gerilya politik anak buahnya itu.

Poin penting dari SBY bagaimanapun adalah kepentingan Demokrat membentuk koalisi keempat. Opsi ini terhitung cerdas untuk memperbaiki posisi tawarnya sebelum dipaksa memilih antara Prabowo atau Ganjar jika dalam putaran pertama mereka unggul.

Pertama, dalam koalisi baru Demokrat bisa menyusun formasi Sandiaga-AHY. Dengan duet yang cenderung minim suara ini baik PPP dan Demokrat bisa berharap memperoleh efek ekor jas dalam Pemilu legislatif.

Kedua, Demokrat dengan koalisi keempat ini dapat mengimbangi Nasdem-PKB --yang juga minor-- sebagai suara penentu capres pemenang dalam putaran kedua. Dengan memiliki koalisi sendiri maka posisi Demokrat lebih diperhitungkan oleh kubu Prabowo atau Ganjar.

Sahih tidaknya hipotesa SBY ini akan terkonfirmasi jika sosok terduga Sandiaga ini akhirnya mampu meyakinkan internal PPP untuk hijrah ke Cikeas. Sebaliknya, jika PPP lebih yakin menghadapi Pemilu bersama PDIP maka otomatis kubu keempat gagasan SBY ini gugur.

Bahkan bisa jadi sebaliknya. 

Bahwa komunikasi aktif sang menteri hanyalah salah satu opsi  saja selain pembicaraan untuk --justru-- menggaet Demokrat-PKS ke kubu Ganjar. Sandiaga sejauh ini masih kelihatan mematok target sebatas cawapres saja. Atau mungkinkah ada sosok atau partai lain yang ikut bermain?

Dengan meluncurnya opsi kubu keempat semakin menegaskan bahwa Demokrat dan Nasdem sebenarnya tidak berada pada frekuensi yang sama.

Demokrat tetap pada target memasang AHY minimal cawapres. Isu penjegalan Anies dahulu tidak lain adalah Anies yang menjanjikan tiket cawapres sejak Januari lalu. Bukan duet Anies dengan cawapres lain. Dan begitu Anies positif memastikan Cak Imin wakil maka seketika itu juga Demokrat pergi.

Begitu pula dengan Nasdem yang berada pada pendiriannya meluluskan Anies capres siapapun wakilnya. Maka begitu Demokrat menarik dukungan, Nasdem sudah siaga satu dan tidak kaget lagi.

SBY menunggu dengan cermat apa yang akan terjadi dengan opsi koalisi keempat yang digulirkannya. Pak Lurah juga ikut memantau perkembangan. Ganjar-Prabowo sudah ke istana dua hari lalu. Surya Paloh kemarin.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun