Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ganjar Pranowo Menggalang Kekuatan Tiga Klan Politik: Soekarno, Gus Dur, dan Jokowi

14 Agustus 2023   01:56 Diperbarui: 14 Agustus 2023   07:06 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Capres Ganjar Pranowo berkunjung ke kediaman almarhum Gus Dur, Minggu, 13/8/2023 (Foto: Detik.com).

Ritme politik Indonesia bergerak cepat. Pagi Minggu, Golkar dan PAN mendukung Prabowo; malamnya Ganjar Pranowo menyambangi kediaman Sinta Nuriyah Wahid, istri mendiang Gus Dur.

Belum dipublikasikan apa yang menjadi pokok pembicaraan Ganjar dengan keluarga Gus Dur, tetapi dalam konteks Pilpres 2024 pertemuan itu bermakna strategis. Dalam pertemuan tersebut hadir pula putri Gus Dur, Yenny Wahid, yang sempat dijajaki koalisi Anies Baswedan untuk menjadi cawapres.

Yenny Wahid, Kompas.com, 08/08/2023:

"Sebagai orang yang berkecimpung di dunia politik sudah cukup lama, pasti harus siap untuk menduduki jabatan publik. Karena itu kan memang salah satu tujuan kita adalah untuk menduduki jabatan publik yang strategis agar bisa membuat kebijakan publik, yang membuat perubahan positif di masyarakat."

Yenny Wahid diterima semua pihak

Nasdem pada Juli lalu sempat berkomunikasi untuk memasangkan Anies dengan Yenny. Pilihan tersebut menurut pengamat diharapkan dapat memperbaiki elektabilitas Anies di kalangan NU dan di daerah Jawa Timur.

Namun kemudian Demokrat keberatan. Jansen Sitindaon mengatakan bahwa Yenny masih tergolong kubu istana dan kekuatan lama yang akan digusur. Yenny tak cocok dengan visi perubahan yang dipegang oleh 3 partai Koalisi Perubahan (Kompas.com, 12/8/2023).

Di balik resistensi Demokrat tentunya adalah kepentingan karena Agus Yudhoyono juga berkeinginan menjadi cawapres. Partai biru yang dibesut Presiden SBY itu memegang kartu truf sebagai penentu dalam memenuhi ambang batas presidential threshold pilpres.

Meskipun elektabilitasnya masih relatif rendah, Yenny Wahid juga termasuk dalam daftar bakal cawapres Prabowo.

Sosok putri Gus Dur tersebut bagi Prabowo diharapkan dapat memperluas akses komunikasi dengan basis massa yang lebih beragam. Namun sayang, friksi politik PKB Muhaimin dengan keluarga Gus Dur belum sembuh betul. PKB yang juga berkepentingan menjagokan Cak Imin sebagai cawapres Prabowo, posisinya terhadap pencalonan Yenny mirip dengan Demokrat dalam koalisi Anies Baswedan.

Uniknya, Yenny Wahid juga diterima di kubu Ganjar.

Sebelum ramai PSI diisukan mendukung Prabowo, figur Yenny Wahid pernah disodorkan PSI ke PDIP untuk dipasangkan dengan Ganjar. Sayangnya hubungan PSI dengan PDIP berjalan kurang harmonis karena PSI merasa disepelekan. Baik dukungan ke Ganjar maupun usulan Yenny sebagai cawapres pun kini menjadi buyar.

Dengan kunjungan Ganjar ke rumah keluarga Gus Dur maka kemungkinan terwujudnya paslon Ganjar-Yenny kembali terbuka lebar. Jadi atau tidak Yenny menjadi cawapres, dukungan keluarga Gus Dur dapat mendongkrak elektabilitas Ganjar yang kini tersudut dikepung empat partai koalisi Prabowo.

Baca: Prabowo berpeluang besar usai Golkar-PAN bergabung

Trah politik mantan presiden

Suara keluarga besar Gus Dur beserta simpatisannya --Gusdurian-- memang akan lebih signifikan jika Yenny cawapres. Pasangan tersebut berarti akan menjadi muara penyatuan tiga trah presiden yang pernah berkuasa di Indonesia.

Dinasti Soekarno sekarang masih memiliki penerus aktif dalam perpolitikan Indonesia yaitu Megawati dan Puan Maharani. Gus Dur yang pernah berpasangan dengan Megawati, memiliki Yenny Wahid salah satunya. Kemudian Jokowi sebagai petahana memiliki Gibran, Bobby Nasution (menantu), dan Kaesang yang dikabarkan berminat mengikuti Pilkada Depok.

Tidak hanya penerus aktif, ketiga dinasti tersebut juga memiliki massa ideologis yang militan. Ideologi dan nilai-nilai nasionalisme-marhaenisme Soekarno dipegang teguh massa PDIP yang kini dipimpin Megawati dan Jokowi juga adalah kadernya. 

Sementara itu pemikiran-pemikiran kebangsaan Gus Dur yang berbasis nilai-nilai NU dirawat baik-baik oleh komunitas Gusdurian. Mereka menggali dan memperjuangkan cita-cita cucu pendiri NU tersebut.

Berbeda dengan Soekarno dan Gus Dur, Soeharto dan SBY kurang begitu dikenal punya konsep pemikiran khas seperti Soekarno dan Gus Dur.

Trah Soeharto sebiduk dengan Prabowo setelah partai Berkarya kandas. Dan seperti disampaikan di muka, kubu mantan Presiden SBY mendukung Anies Baswedan. Seandainya koalisi Anies gagal, tampaknya Demokrat bisa pula bergabung dengan PDIP setelah hubungan politik mereka semakin cair.

Potensi-potensi itulah yang kini sedang diulik Ganjar Pranowo. Pertemuan Ganjar-trah Gus Dur adalah respon cepat dan akurat atas hengkangnya Golkar-PAN dari kubu petahana. Dalam koalisi Ganjar, Yenny Wahid tidak akan mendapat resistensi seperti dalam Koalisi Perubahannya Anies dan Koalisi Kebangkitannya Prabowo.

Di pihak Ganjar, saat ini praktis hanya ada PDIP dan PPP saja yang punya jatah parlemen, partai lain yaitu Hanura dan Perindo belum. PPP juga memang punya kandidat Sandiaga Uno sebagai cawapres Ganjar, tetapi PDIP yang lolos ambang batas pilpres 20% tidak akan terganggu dengan tekanan itu.

Pilpres 2024 semakin dekat. Anies Baswedan tak bebas memilih pasangan tanpa Demokrat yang legowo. Sementara itu, Prabowo sungkan betul jika PKB tak diikuti kemauannya.

Ganjar yang relatif lebih merdeka. Selain Sandiaga Uno --atau mungkin Erick Thohir--, dan Jenderal Andika; PDIP sebagai ketua koalisi berpeluang untuk merealisasikan Ganjar-Yenny sebagai paslon jagoannya. Pasangan tersebut yang akan mengikat tiga basis massa trah politik aktif: Soekarnois, Gusdurian, dan relawan Jokowi.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun