Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Detik-detik Prabowo "Nyaris Presiden" Pasca Bergabungnya Golkar-PAN

13 Agustus 2023   19:48 Diperbarui: 13 Agustus 2023   22:23 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenderal (Purn.) Muhammad Andika Perkasa (Foto: Instagram @jenderaltniandikaperkasa/Haluan.com).

Dengan bertambahnya dukungan Golkar dan PAN, besok Senin andai Pemilu 2024 dipercepat pelaksanaannya, Prabowo berpotensi menang. Setidaknya pada putaran pertama dengan pilpres diikuti 3 pasangan. Dua yang lain yaitu Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Gerindra dan PKB semakin kuat posisinya. Aliansi pengusung Prabowo ini menambah suara dari basis massa Golkar dan PAN (Kompas.com, 13/8/2023). Total suara keempat partai tersebut kini menjadi 41,41%.

Ganjar Pranowo yang dijagokan PDIP plus PPP berdasarkan hasil Pemilu 2019, memiliki kekuatan massa 23,85%. Masih kalah dibanding Koalisi Perubahan tunggangan politik Anies Baswedan. Nasdem, PKS, dan Demokrat menguasai 31,87% konstituen.

Total 97,31%, masih ada sisa yang tersebar di antara partai-partai kecil yang gagal parlemen. Andai semuanya memilih Ganjar masih belum berarti apa-apa.

Putaran berikutnya antara Prabowo-Anies, pemilih Ganjar lebih realistis untuk mendukung Prabowo ketimbang Anies. Kedekatan dan posisi Prabowo sebagai Menhan kabinet Jokowi sangat membantu pada babak penentuan.

Hitungan kasar tersebut masih perlu dikonfirmasi lagi dengan faktor elektabilitas personal. Saat ini Ganjar dan Prabowo relatif masih bertarung sengit pada tataran sigi lembaga survei.

Dalam publikasi 18 survei terakhir, Tribun (12/8) mengungkap bahwa Prabowo relatif lebih unggul.

Saiful Mujani mendapat data, 40% pemilih memilih Ganjar dan Prabowo sekitar 30%; selanjutnya Lembaga  Survei Indonesia juga menyatakan Ganjar menang tipis 30,6% dibanding Prabowo 30,4%. Sementara itu lembaga-lembaga yang lain memperoleh  hitungan yang berpihak pada keunggulan Prabowo dengan angka yang bervariasi.

Namun demikian dalam politik Indonesia yang dinamis, beberapa faktor masih perlu dipertimbangkan. Salah satu faktor yang krusial saat ini adalah pemilihan calon wapres yang belum final. Strategi pemilihan wapres untuk capres yang sama-sama belum pernah menjadi presiden, menjadi sangat penting. berbeda dengan ketika salah satu di antaranya adalah petahana.

Jenderal (Purn.) Muhammad Andika Perkasa (Foto: Instagram @jenderaltniandikaperkasa/Haluan.com).
Jenderal (Purn.) Muhammad Andika Perkasa (Foto: Instagram @jenderaltniandikaperkasa/Haluan.com).

Kandidat wapres yang santer terdengar saat ini adalah Erick Thohir untuk Prabowo; plus Muhaimin Iskandar yang juga begitu berharap. Kemudian, Sandiaga Uno dan Andika Perkasa yang berpotensi mendampingi Ganjar Pranowo. Sementara itu Anies Baswedan mungkin berpasangan dengan AHY atau Khofifah Indar Parawansa.

Latar belakang Andika Perkasa dan AHY adalah sama-sama militer. Andika, jenderal; Agus, mayor mentok, bukan mayjen. Tetapi ada kelebihannya yaitu AHY punya partai, sedangkan Andika tidak.

Erick Thohir dan Sandiaga Uno dikenal memiliki keunggulan logistik sebagai figur yang memiliki latar belakang pengusaha.

Erick Thohir saat ini didukung PAN menjadi wakil Prabowo meski tentu hal itu membuat tidak senang PKB sebagai mitra lawas Gerindra. Sandiaga Uno yang berpengalaman menjadi cawapres dalam pemilu sebelumnya kini mendapat dukungan PPP untuk diajukan kepada PDIP. Tetapi seandainya suara publik condong ke figur militer tentu keputusan Megawati lebih mungkin untuk memasangkan Ganjar dengan Andika Perkasa.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama warga muslimat NU (Foto: Jawapos).
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama warga muslimat NU (Foto: Jawapos).

Ormas terbesar di Indonesia yaitu NU juga memiliki pengaruh cukup besar.

Muhaimin Iskandar bebas mengklaim NU meski PBNU saat ini tampak begitu ingin lepas dari pengaruh PKB. Sandiaga Uno bersama PPP juga punya kedekatan dengan NU. Kemudian Khofifah yang saat ini Gubernur Jatim diprediksi mampu menjadi magnet massa Nahdliyin Jatim. Khofifah juga bisa mengeksplorasi pemilih perempuan untuk meningkatkan elektabilitas presiden yang didampinginya.

Begitulah kurang lebih kondisi terkini pasca bergabungnya Golkar dan PAN ke kubu koalisi pendukung Prabowo. Bisa dikatakan posisi di atas angin ini akan begitu hati-hati dipertahankan Prabowo yang 3 kali gagal pilpres.

PDIP sebagai petahana baik dalam pemilu legislatif maupun eksekutif tentu tak akan tinggal diam. 

Meski Prabowo masih anggota kabinet, tetapi PDIP tentu memperhitungkan agar, pertama: final putaran kedua --seandainya terjadi-- adalah all kubu istana final antara Prabowo vs Ganjar. Kedua, pada putaran kedua itu  tentu target partai banteng yaitu Ganjar yang akan keluar sebagai pemenang. 

PDIP ingin mencetak hattrick menang Pemilu tiga kali dan dengan itu Pemilu 2029 akan lebih prospektif.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun