Seperti serangan spekulatif, kurang terkoordinir, dan memanfaatkan ketidakstabilan lawan; dua gol balasan Saudi-Jepang terjadi dalam waktu yang relatif berdekatan. Pertanda konsistensi kualitas masih perlu diuji dalam babak-babak selanjutnya.
Gol Saudi diraih dalam waktu 5 menit; Saleh Al Shehri menit ke-47 dan Salem Al Dawsari menit ke-52. Laga barusan, Jepang menikam jala Die Mannschaft dalam tempo 8 menit. Ritsu Doan pada menit ke-74 dan Asano pada menit ke-82.
Keunggulan Argentina boleh dikatakan masih valid dengan torehan 3 gol yang sayangnya dianulir VAR (Video Assistant Referee). Coba kalau manual, skor akhirnya mungkin 4-2 atau 3-2. Atau draw 2-2 .... Dalam hal ini fans Argentina bisa sedikit lega. Skuad Messi bisa belajar cepat, bagaimana cara mengakali asisten wasit digital agar golnya tak dikebiri.
Namun laga Jerman-Jepang boleh dikatakan relatif bersih dan rapi tanpa insiden yang anuan. Menjadi kecurigaan jangan-jangan performa Nationalelf yang sedang menurun benar-benar sah dan terbukti.
Di halte berikutnya, Manuel Neuer akan menghadapi Spanyol! Berat dan tak bisa diwakilkan. Kalah lagi lawan Spanyol sepertinya coach Hansi Flick langsung pesan taksi ke bandara. Harus seri minimal, supaya posisi di grup lebih kompetitif.
Arti penting kemenangan Jepang bagi timnas Asia
Kemenangan Jepang terus menghembuskan angin baik timnas Asia setelah kemenangan Saudi Arabia atas Argentina. Dua laga tersebut menerbitkan harapan bahwa prestasi timnas Asia dalam pergelaran Piala Dunia semakin meningkat.
Berpuluh-puluh kali Piala Dunia --sekarang ke-22-- tetapi Asia cuma jadi pelengkap saja supaya label "dunia" ter-legitimasi. Coba yang bertanding  Eropa sama Amerika (Latin) saja, pasti tidak bisa disebut Piala Dunia.
Tetapi nyatanya begitu. Juara 1 dan 2 selalu Eropa dan Amerika Selatan. Terbanyak juara Brasil, 5 piala; dan Jerman sudah mengoleksi 4. Satu-satunya kursi termewah yang diduduki Asia yaitu juara harapan 1 alias ranking 4 atas nama Korea Selatan.
Sayangnya kemenangan Taegeuk Warriors itu terjadi kala World Cup digelar di Jepang-Korea Selatan. Rasanya agak-agak berbau "offside" begitu kalau pakai istilah teknis. Kurang marem kalau cuma unggul di kandang sendiri.