Tiang makan jalan adalah tiang yang berdiri di badan jalan. Posisinya bisa pas di tengah atau agak ke pinggir. Masalah yang terjadi di Tangerang Selatan belum lama ini mungkin juga terjadi di daerah lain. Hanya  kebetulan yang ramai di sana.
Mengingat fungsi  jalan --terutama di kota-- adalah tempat lalu lalang kendaraan, tentunya keberadaan tiang-tiang yang bertuan itu cukup mengganggu. Perusahaan listrik dan telekomunikasi kena getahnya.
Bukan niat perusahaan mendirikan tiang di jalan dengan maksud menghambat lalu lintas. Ada sebab musabab mengapa hal itu terjadi. Lagi pula perusahaan itu beserta para pengelolanya tentu adalah pengguna jalan juga; paham mana jalan yang enak dilewati mana yang tidak.
Awalnya tiang listrik atau telepon tidak dibangun di badan  jalan.  Tiang untuk menaut jaringan kabel itu berdiri di pinggir mengikuti ruas jalan menuju pemukiman warga untuk menyalurkan energi listrik dan layanan telekomunikasi.
Karena pemukiman semakin berkembang akhirnya ruas jalan pun perlu diperlebar. Mestinya tiang-tiang tadi dipindah juga supaya posisinya tetap dipinggir. Sayangnya perusahaan kadang pelupa hingga kerap tidak dikerjakan sampai  bertahun-tahun. Sampai ada yang mengingatkan.
Lolos dari jerat kabel yang menjalar simpang siur kini jalan menghadapi masalah galian sumur. Bukan di Tangerang Selatan tetapi di DKI yang gencar membuat lubang resapan kala musim hujan telah tiba.
Berbeda kasus dengan tiang makan jalan, sumur resapan tidak digali di pinggir tetapi tepat di tengah-tengahnya! Â Jadi sejak dalam rencana sumur itu memang akan dibuat di sana, bukan karena ada pelebaran.
Sebelumnya pembuatan drainase vertikal itu dilakukan di trotoar. Sekarang sudah reda keriuhannya  karena lokasinya berpindah sedikit. Bergeser ke tengah. Tutupan aspal yang sudah rapi digali lalu ditutup beton berlubang atau diaspal lagi. Proses itu menimbulkan masalah perbedaan ketinggian yang mengganggu kenyamanan pengendara terutama pemotor.
Soal fungsi sumur sebagai drainase pencegah banjir dan genangan tentu sudah betul. Ketika pohon ditebang dan tanah tertutup beton maka gerakan sumurisasi  menjadi pilihan untuk membantu fungsi sistem aliran air yang utama: sungai, danau, situ, dan sistem drainase horizontal seperti selokan dan kanal.
