Dari 5 elit penjaga zona tengah, 4 di antaranya dikuasai Italia. Ada 1 Inggris dan posisinya berada paling bawah. Mereka yaitu Marco Verrati (4), Manuel Locatelli (27), Jorginho (32), Nicolo Barella (59), dan lini tengah Inggris Kalvin Phillips (63).
Data lainnya yang mendukung kekuatan Italia adalah tersebarnya potensi goal getter yang lebih merata.
Inggris memang boleh bangga dengan pencapaian 4 gol Harry Kane dan 3 gol Raheem Sterling. Namun hal itu dapat berarti juga potensi pemain lain mencetak gol lebih kecil.
Italia di sisi lain tidak punya calon top scorer yang menjanjikan karena  rata-rata baru mengemas 2 gol. Akan tetapi yang baru mencetak 2 gol itu banyak sekali. Mereka yaitu Ciro Immobile, Lorenzo Insigne, Manuel Locatelli, Matteo Pessina, dan Federico Chiesa.
Jadi, bagi Italia relatif lebih mudah untuk mengawasi dua orang skuad Inggris yang hobi bikin gol: Kane dan Sterling. Sementara bagi Inggris sulit menebak mana yang harus dipepet lebih ketat kala Gli Azzuri menembus sepertiga lapangan di wilayah mereka.
Dengan kondisi seperti itu pekerjaan berat Harry Kane adalah menembus kotak penalti Italia. Kalau sudah di dalam probabilitasnya akan lebih gampang. Catatan menunjukkan, empat gol Kane itu semuanya inside the box.
Jika 1 saja Kane mampu bikin gol maka Inggris sudah sah juara Euro 2020 --asal Italia tak mampu membalasnya. Misi merealisasikan proyek footbal's coming home pun otomatis completed.
Namun  hal itu pasti berat dengan adanya penyekatan Italia di tengah hingga Kane --dan Sterling-- tak akan dibiarkan menginjak area box Gli Azzuri. Sterling jelas patut diwaspadai mengingat insiden penalti  tempo hari.
Terakhir yang penting juga adalah mudah-mudahan jangan sampai terjadi adu penalti. Kalau memungkinkan lebih baik laga diulang daripada harus adu tos-tosan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H