Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Untung Ada "Diving" Sterling, Inggris Akhirnya Jadi Finalis Euro

9 Juli 2021   17:53 Diperbarui: 10 Juli 2021   02:28 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Detik-detik Raheem Sterling jatuh di kotak penalti Denmark dalam laga semifinal Inggris kontra Denmark, Euro 2020 (AP Photo).

Lolosnya Inggris ke babak final Euro 2020 masih menyisakan sengketa hukuman penalti atas Denmark. Terakhir UEFA mempertimbangkan sanksi atas insiden laser pendukung Inggris ke arah kiper Denmark sebelum tendangan dilakukan.

Gol penentu kemenangan Inggris memang bukan berasal dari tendangan penalti Harry Kane. Kiper Schmeichel  cukup digdaya menggagalkan sepakan kapten tim tiga singa.

Mujurnya Inggris sialnya Denmark, meski Schmeichel mampu menepis tetapi bola lalu memantul kembali ke arah Kane. Bola rebound  kemudian disambar dengan tendangan revisi dan terjadilah tragedi skor 2-1 itu. Bertahan hingga Denmark pulang ke kandang.

Netizen dan fans Denmark kemudian merutuki Raheem Sterling yang dianggap akting jatuh di area kotak penalti.  "Diving" Sterling ini dianggap jadi penyebab wasit menunjuk titik putih sebagai hukuman atas dugaan "pelanggaran" Denmark.

Inggris dalam hal ini tentu diuntungkan oleh keputusan penalti  tersebut. Akan tetapi benarkah lolosnya ke final --pertama kali-- semata-mata karena Inggris beruntung mendapat hadiah penalti?

Catatan statistik menunjukkan hal sebaliknya. Data mengatakan bahwa Inggris memang sangat dominan dalam laga semifinal  di stadion Wembley London kemarin. Denmark digempur habis-habisan nyaris tanpa jeda selama 120 menit.

Artikel sebelumnya: Inggris kalahkan Denmark, unggul statistik

Mesti ada "keberuntungan" lain mengapa singa Inggris akhirnya bisa melanglang hingga ke babak penghujung Euro 2020 itu. Agar bisa melihatnya, sudut pandang perlu kita perlebar dengan melihat perjalanan karier Inggris-Denmark hingga ketemu di semifinal.

Tentang keberuntungan ini secara definisi tentu bisa diperdebatkan.

Jika yang dimaksud itu adalah faktor empirik tak terduga atau tidak diperhitungkan sebelumnya tetapi kemudian menentukan jalannya takdir, maka keberuntungan itu sebetulnya tidak ada. Murni kalkulasi seperti kata Einstein yang terkenal itu bahwa Tuhan tidak bermain dadu.

Mengacu 2 pertemuan --terbaru-- sebelumnya, sebetulnya Denmark relatif sedikit superior dibanding Three Lions. Harry Kane hanya bisa bermain imbang di kandang Denmark tetapi keok 1-0 saat menjamu rivalnya itu di Wembley. September dan Oktober 2020 lalu.

Christian Eriksen (Reuters).
Christian Eriksen (Reuters).
Mikkel Damsgaard (thetimes.co.uk).
Mikkel Damsgaard (thetimes.co.uk).
Salah satu kondisi pembeda antara keunggulan Denmark dengan kekalahannya kemarin adalah ketidakhadiran Christian Eriksen. Pemain Inter tersebut terpaksa menepi dari perhelatan Euro 2020 akibat serangan jantung yang dideritanya saat laga menghadapi Finlandia.

Memang ada Mikkel Damsgaard yang digadang mampu menambal kehilangan Eriksen. Peran tersebut relatif dapat terpenuhi dan faktanya Denmark bisa melaju hingga ke semifinal.

Namun begitu bagaimanapun ada perbedaan antara Damsgaard dengan Eriksen. Sebagai senior, Eriksen jelas lebih berpengalaman. Khususnya lagi, pengalaman Eriksen terakhir dalam menghadapi Inggris dua kali.

Ketika Denmark sebagai tuan rumah menahan imbang Inggris 0-0, dominasi lapangannya mencapai 51%. Lalu saat bertamu ke Wembley Inggris, Eriksen yang skuadnya sedikit tertekan dengan penguasaan bola 47%  justru mampu menjebol gawang Inggris. Skor 1-0 tak berubah hingga usai laga.

Dalam semifinal kemarin sangat nyata terlihat, Denmark tak mampu mengorganisasikan perlawanan. Kegugupan juga kentara lewat banyaknya pelanggaran yang mereka lakukan.

Dominasi permainan Inggris yang mencapai  58% berbanding lurus dengan ratio timpang gempuran dan attempts. 

Tercatat dalam data UEFA, Harry Kane dkk menyerang 81 kali dengan attempts sebanyak 21. Sementara itu Denmark cuma membukukan 29 serangan dan hanya  mampu membidik 6 kali.

Secara head-to-head antara Eriksen terhadap Damsgaard memang masih belum setara.

Eriksen sejauh ini sudah mengantongi 109 caps dan menorehkan 36 gol untuk Denmark. Juniornya, Damsgaard, baru bermain bersama timnas sebanyak 8 kali. Pemain Sampdoria berusia 21 tahun ini baru mampu  menyumbang 4 gol.

#24 Christian Eriksen

Date of birth/Age: Feb 14, 1992 (29)

Place of birth: Middelfart

Citizenship: Denmark

Height: 1,82 m

Position: Attacking Midfield

Current international: Denmark

Caps/Goals: 109/36


#38 Mikkel Damsgaard

Date of birth/Age: Jul 3, 2000 (21)

Place of birth: Jyllinge

Citizenship: Denmark

Height: 1,80 m

Position: Left Winger

Current international: Denmark

Caps/Goals: 8/4 (transfermarkt.com).

Dalam laga-laga penentuan sosok inspirator dan motivator di lapangan cukup penting. Tak hanya skill teknis tetapi hal-hal yang menyangkut spirit dan orientasi juga bisa ikut berperan. Kehadiran Eriksen mungkin bisa membuat perbedaan dalam laga semifinal Denmark seperti Pavel Kaderabek hadir bersama Ceko saat mengalahkan Belanda.

Demikianlah sekilas catatan soal beda laga semifinal Inggris vs Denmark dengan 2 pertemuan di antara mereka sebelumnya.

Tentunya banyak kemungkinan dapat dikemukakan sebagai faktor penyebab pulangnya Denmark sebelum Euro 2020 rampung. Ketidakhadiran Christian Eriksen barangkali hanyalah sedikit "keberuntungan" tambahan bagi Inggris hingga bisa menang 2-1.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun