Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Spanyol Lolos Semifinal Euro 2020, Respek untuk Kiper Swiss

3 Juli 2021   03:34 Diperbarui: 3 Juli 2021   16:08 2451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiper Timnas Swiss Yann Sommer (AFP/ Dmitri Lovetsky).

Spanyol berusaha sangat keras untuk lolos ke babak semifinal Euro 2020. Perjuangan tim matador nyaris kandas dijegal Swiss yang sempat bermain dengan 10 pemain.

Lewat drama adu penalti Spanyol memenangkan pertandingan dengan skor 3-1 (1-1). Swiss bermain tangguh sehingga mampu memaksakan perpanjangan waktu. Strategi itu berhasil dan sama seperti saat menaklukkan Prancis, waktu tambahan tak mengubah kedudukan.

Pertanda kepulangan Swiss seperti sudah diisyaratkan pada menit ke-8 babak pertama. Denis Zakaria mengemas gol bunuh diri ke gawang yang dijaga Yann Somer.

Butuh waktu 1 jam bagi Swiss untuk menebus gol error Zakaria. Menit ke-68 kapten tim Xherdan Shaqiri akhirnya bisa menutup utang. Skor kedua tim menjadi 1-1.

Napas lega tak berlangsung lama, lagi-lagi Swiss tertimpa tangga. Menit ke-77 Remo Freuler kena kartu merah.

Swiss yang baru bangkit kini harus bermain dengan 10 pemain. Pelatih Vladimir Petkovic segera membaca situasi, kebugaran pemain menjadi senjata andalan. Berturut-turut menit 81 dan 82 dua pemain diganti. Shaqiri diganti Djibril Sow, Haris Seferovic ditambal Mario Gavranovic.

Lumayan stabil. Meski tak mampu menambah gol tetapi gawang sendiri aman dari kebobolan. 

Hingga akhir babak kedua skor 1-1 berhasil dipertahankan. Spanyol tak berhasil menembus jala Sommer. Swiss juga gagal menembus pertahanan tim matador dengan sedikit serangan-serangan baliknya.

Babak perpanjangan waktu skor masih sama.

Bukannya Spanyol kurang giat berusaha. Akan tetapi harus diakui Swiss benar-benar tangguh mempertahankan wilayah. Gempuran lini depan Spanyol yang bertubi-tubi berhasil diredam 30 menit tuntas.

Rumus dominasi maksimal dari Luis Enrique sudah dikerjakan. Spanyol menguasai 65% bola, atau nyaris 2/3 total permainan. Swiss tak mampu melakukan banyak serangan.

Strategi Swiss mengganti lebih dari separuh pemain (6) juga diimbangi Luis Enrique. Hal itu berarti seolah-olah tenaga 17 orang lawan 16. Swiss bergeming.

Statistik UEFA melaporkan ada 93 serangan yang dilakukan Sergio Busquets  dan kawan-kawannya. Dari serangan tersebut Spanyol membukukan 27 attempts dengan 9 di antaranya tepat sasaran. Catatan dominasi juga kian meningkat dari 65% menjadi 66% !

Swiss yang bermain defensif  --persis seperti ratio dominasi--  melakukan 33 serangan atau sepertiga dari Spanyol. Ada 9 tendangan ke arah gawang dengan 2 di antaranya tepat sasaran.

Dengan catatan yang begitu timpang adalah luar biasa ketika Swiss mampu keluar dari tekanan Spanyol. Hal itu menunjukkan kuatnya barisan belakang dan piawainya kiper Yann Somer yang mengawal gawang.

Sommer dalam sehari itu melakukan 10 kali penyelamatan. Betul-betul sangat melelahkan tetapi harga itu pantas dengan peluang yang diperoleh: mengulang kemenangan lewat adu penalti  seperti laga lawan Prancis.

Harapan kemenangan itu seperti sangat dekat ketika tendangan Spanyol gagal menyentuh jala. Bola yang disepak Sergio Busquets ternyata lebih suka membentur tiang gawang.

Sayangnya "kemenangan" 1-0 itu tak diikuti keberuntungan. Takdir tertulis mengharuskan 3 jatah Swiss gagal mengoyak jaring Spanyol yang dijaga Unai Simon. Skor laga tos-tosan pun berakhir 3-1 untuk tim asuhan Enrique itu.

Admin Euro 2020 atas pertandingan epik itu memilih Unai Simon sebagai star of the match. Pilihan itu jelas keliru, seharusnya Sommer yang mendapatkan penghargaan.

Betul jika Sommer lebih banyak kebobolan pada babak adu penalti, tetapi dia melakukan penyelamatan jauh lebih banyak yaitu 10:1 pada babak normal plus extra time. Tekanan serangan Spanyol yang nyaris tanpa henti membuat  Sommer harus full konsentrasi 120++ menit.

Performa Yann Sommer betul-betul maksimal. Peringkatnya pun meningkat dari 197 ke posisi 67 dalam sehari. Unai Simon rankingnya meningkat sedikit, dari 182 jadi 154.

Bagaimana pun laga telah berakhir dengan kemenangan nyaris diraih Xherdan Shaqiri bersama timnya. Drama menyakitkan adu penalti kini mereka rasakan seperti halnya Prancis yang mereka kalahkan.

Swiss telah berjuang sangat keras dan kini mereka diizinkan pulang dengan kepala tegak. Khusus untuk kiper Yann Somer, satu kata: respek!***

Artikel terkait:

Kalahkan Prancis, Jangan Harap Swiss Menang Lawan Spanyol

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun