Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Absurd Pesugihan dari Ibu Kota, Arisan Sosialita Tumbalnya Lelaki Muda

2 Juli 2021   14:38 Diperbarui: 2 Juli 2021   15:10 2365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ritual gaib (neworleans.com/ Rebecca Todd).

Ketika terdesak di sudut buntu dengan tekanan begitu besar akal sehat pun hilang. Solusi singkat menjadi alternatif keluar dari permasalahan.

Tak heran jika di tengah sepinya job dan peluang usaha banyak sosialita atau seleb yang terjerumus mengisap madat. Ketika sedang normal saja pake, apalagi saat kondisi terjepit.

Pesugihan  dengan tumbal untuk pihak ketiga bisa menjadi salah satu kemungkinan itu.

Dari dulu sejak zaman kolonial, motif pesugihan itu biasanya adalah faktor ekonomi. Ada orang melarat ingin cepat kaya tanpa usaha terus ke gunung mencari juru kunci untuk memberikan jalan keluar. Sang juru kunci, Mbah Mbuhsopojenenge, lalu menawarkan sederet metode. Ada nyupang, nyegik, ngepet, atau beternak tuyul.

Orang kaya tentu ingin tetap langgeng kekayaannya. Bagi sebagian mereka metode gaib ilegal itu bisa menjadi pilihan untuk memenuhi keinginan tersebut.

Selain jalan pintas pesugihan, ada juga jalur gaib yang tak kalah makan korban: dukun pengganda uang. Berita yang terkenal yaitu kasus Dimas Kanjeng beberapa tahun lalu.

Ada pula kasus lain di mana klien dibunuh dukun karena dia sesungguhnya tak punya kemampuan apa-apa. Sang korban justru dieksploitasi untuk menyerahkan modal awal bernilai puluhan juta rupiah. Kasus seperti ini sudah sering terjadi.

Kita berharap tentunya desas-desus dari Pondok Indah tadi cuma sekadar rekaan yang mendaurulang mitos lama. Tak elok mempercayai oknum calo gaib yang sesat untuk mendapatkan kejayaan.

Meskipun demikian langkah Kapolsek mengusut kasus itu sudah tepat. Hoax atau bukan si pelaku harus diundang ke kantor polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun