Beberapa hari lalu, oleh karena khawatir muncul kluster baru Covid-19, pemerintah akhirnya membatasi pengunjung ke Pasar Tanah Abang. Meski masih pandemi kelihatannya ekonomi sudah mulai menggeliat. Hasrat berbelanja tumbuh seiring lebaran yang kian mendekat.
Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir sandang di tanah air. Pengunjungnya adalah para pembeli untuk kebutuhan sendiri atau pedagang yang akan menjualnya kembali. Biasanya  saat puasa tinggal  10 hari terakhir banyak umat Islam membeli pakaian baru terutama untuk anak-anak.
Pakaian baru --termasuk sepatu, sandal-- kerap menjadi tujuan anak-anak untuk menamatkan puasa sebulan penuh. Hal itu sudah merupakan syarat umum yang dikatakan orang tua sejak awal Ramadan.
Bagi orang tua memberikan hadiah itu sudah merupakan kiat turun temurun untuk melatih anak-anak puasa sejak dini. Walaupun kadang-kadang terasa berat tetapi orang tua lebih tak tega lagi jika anak-anaknya tidak bergembira saat lebaran.
Jika kita melihat kembali ke masa silam tradisi memakai baju baru lebaran tidak hanya di kota-kota saja. Warga desa yang jauh dari jalan raya ikut pula bergairah menyambut lebaran. Mereka menyiapkannya dengan kemampuan keuangan yang ada dan pengetahuan mode seadanya juga.
Salah satu rangkaian potret jadul dari zaman kolonial sempat mengabadikan keriaan anak-anak saat Idul Fitri di Cisurupan, sebuah desa di Garut. Pada waktu itu trend pakaian lebaran agaknya adalah sarung, kemeja putih, dan peci untuk laki-laki sementara yang perempuan mengenakan kebaya dan kain.
Tidak diketahui kapan persisnya dan siapa yang mengambil gambar. Menurut pengelola dokumentasi  di Universitas Leiden peristiwa di dalam potret itu diperkirakan terjadi pada tahun 1935. Dengan pewarnaan deep AI, foto-foto hitam putih ini menjadi lebih hidup dan nyata.
Berikut rangkaian cerita gambar di mana kita dapat ikut menikmati  sukaria mereka di masa lalu.
Apabila rata-rata usia mereka saat itu 10 tahun maka pada saat ini berarti sudah 95 tahunan jika masih ada. Berdasarkan rata-rata angka harapan hidup umat Nabi Muhammad SAW yang tidak sampai 1 abad maka sebagian besar dari mereka itu tentunya sudah mendahului kita.
Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kebahagiaan pula pada alam-alam berikutnya sebagaimana mereka peroleh saat lebaran di dunia. Allahumaghfirlahum, warhamhum, waafihi wa'fuanhum. Amiin.