Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Lungsuran Suara Jokowi Bantu Ganjar Salip Prabowo, Survei SMRC

2 April 2021   05:59 Diperbarui: 2 April 2021   06:05 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo saat diterima Jokowi di Istana Negara, 14/11/2019 (Foto: BPMI Setpres).

Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menunjukkan bahwa posisi Prabowo sebagai calon presiden 2024 belum aman. Secara top of mind elektabilitas, nama Prabowo ternyata masih berada di bawah bayang-bayang Jokowi.

Temuan yang cukup menggelitik  ketika nama Jokowi dikeluarkan dari pilihan, ternyata hasilnya nama Ganjar yang naik. SMRC menarik kesimpulan sementara bahwa pemilih Jokowi cenderung akan melimpahkan suaranya kepada Ganjar Pranowo.

Data hasil survei awalnya mendapati bahwa ketika Jokowi masuk pilihan, posisi Prabowo berada di urutan 2 dengan jawaban spontan 13,4%. Sementara itu Jokowi 15,2%, Ganjar Pranowo 6,1%, dan Anies Baswedan 5,4%.

Namun, tanpa nama Jokowi perubahan elektabilitas terjadi dan tidak berurutan seperti semula. Keterpilihan Ganjar melesat menjadi 3 kali lipat sedangkan Prabowo justru melorot. Urutannya sebagai berikut:

  • Ganjar Pranowo: 18,4%,
  • Anies Baswedan: 15,2%,
  • Ridwan Kamil: 13,1%,
  • Risma: 12,7%,
  • Prabowo: 9,2%.

Temuan lain yang diperoleh SMRC yaitu dugaan bahwa pemilih Prabowo dalam Pilpres 2019 beralih dukungan masuk ke kantong Anies.

Perlu diingat kembali bahwa simpatisan Jokowi tidak hanya kader PDIP dan partai-partai koalisi pendukungnya. Kehadiran berbagai organisasi relawan Jokowi menunjukkan bahwa partisipasi warga tidak selalu identik dukungan kepada parpol. Demikian pula pemilih Prabowo, tidak mesti berasal dari Gerindra atau parpol-parpol koalisinya.

Catatan yang paling diingat berkaitan dengan perubahan keputusan politik Prabowo merapat ke barisan Megawati tanpa pesan atau kirim salam kepada kawan-kawannya. Keputusan itu mengecewakan banyak pendukung.

Kekecewaan di kubu Jokowi juga muncul ketika koalisi dengan Gerindra terealisir. Tetapi dukungan relawan mantan Walikota Solo itu secara umum relatif lebih stabil. Dukungan tersebut tercermin pada rasa puas atas kepemimpinan Jokowi yang juga diulik dalam survei SMRC. Sementara itu pemilih yang tidak puas dengan kinerja presiden kecenderungannya akan memilih Anies.

Dengan sisa waktu 3 tahun menjelang pilpres  data ini akan menjadi pertimbangan penting bagi timses Prabowo. Masih jauh di bawah elektabilitas Jokowi 30% pada periode yang sama yaitu 3 tahun sebelum Pilpres 2019.

Sirojudin Abbas, Dir. Eksekutif SMRC (kompas.com. 1/4/2021):

"Belum ada alternatif yang meyakinkan sejauh ini. Prabowo yang sudah beberapa kali menjadi calon presiden dan wakil presiden, pada survei Maret 2021 ini baru mendapat dukungan spontan hanya 13,4 persen."

Tekad Gerindra yang berharap Prabowo menang Pilpres 2024 masih akan menghadapi jalan terjal. Meskipun kinerja Prabowo sebagai menteri selalu unggul dari segi kepuasan responden, tetapi ternyata hal itu belum terkonversi menjadi dukungan elektabilitas pilpres.

Bagi calon lain yang selalu harap-harap cemas menunggu jajak pendapat, temuan SMRC ini bisa menjadi titik terang yang menggembirakan. Pengalaman Prabowo dalam pilpres terbukti masih memiliki celah untuk disiasati. Bisa lewat pengajuan posisi tawar bergabung dalam satu kubu sebagai cawapres dan turunannya. Bisa melalui pembentukan aliansi baru alternatif yang memiliki kekuatan setara.

Bagi Ganjar Pranowo, lungsuran suara Jokowi tak serta merta melapangkan jalan menuju RI 01. Seperti Jokowi, Gubernur Jateng ini harus mampu mendapatkan aliansi yang akan menopang suara dari kalangan pemilih mayoritas muslim. Dalam Pilpres 2019 Jokowi mendapatkan dukungan warga NU secara signifikan ketika memilih KH Maruf Amin sebagai cawapres.

Selain info soal Ganjar dan Prabowo, Info menarik dari survei SMRC yaitu meningkatnya popularitas dan elektabilitas Risma. Setelah menjadi Mensos terlihat ada perubahan yang lumayan. Sementara itu beberapa nama besar  yang identik dengan pewaris partai ternyata belum mampu berbicara banyak. Puan Maharani masih jauh dari 5 besar; begitu juga dengan AHY.

Dengan posisinya sebagai Ketua DPR, elektabilitas Puan Maharani tidak terbantu secara nyata. Di dalam internal PDIP posisinya memang cukup sentral. Akan tetapi begitu masuk bursa elektabilitas di luar kandang ternyata putri Megawati ini masih belum banyak meraih simpati pemilih.

Bagi AHY saat ini, kemenangan sementara atas Moeldoko sebagai Ketum Demokrat yang diakui pemerintah berperan penting meningkatkan rasa percaya diri. Jika dalam fase gugatan PTUN menang lagi pengaruh positif itu akan terus bertambah.

Meski masih jauh, AHY berpeluang mendampingi Anies Baswedan sebagai kandidat di luar koalisi petahana yang diperhitungkan dalam bursa pilpres. Untuk itu terlebih dahulu namanya harus masuk 5 besar top of mind figur terpopuler sekurang-kurangnya.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun