Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gus Dur Dikaitkan Polemik Museum SBY-ANI, Tuhan Tidak Suka

20 Februari 2021   23:32 Diperbarui: 21 Februari 2021   00:18 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Gus Dur ketika putri keempat beliau, Inayah Wahid berziarah 4/8/2015 (Foto: Antara/ Zabur Karuru).

Satu hal lagi mengapa pembelaan Rachlan Nashidik adalah blunder besar yaitu bahwa pembicaraan dana bantuan itu terjadi setelah Gus Dur wafat. Bukan terjadi ketika yang bersangkutan masih hidup. Dan dana itu pun ditujukan untuk kemanfaatan peziarah yang datang tak putus-putus sepanjang tahun.

Makam Gus Dur ketika putri keempat beliau, Inayah Wahid berziarah 4/8/2015 (Foto: Antara/ Zabur Karuru).
Makam Gus Dur ketika putri keempat beliau, Inayah Wahid berziarah 4/8/2015 (Foto: Antara/ Zabur Karuru).
Di sini yang berbicara adalah soal legacy. Ketika satu sosok begitu luar biasa sumbangsihnya maka tanpa diminta orang akan memberikan penghormatan meski yang bersangkutan telah tiada. Gus Dur yang begitu gigih membela hak-hak minoritas akan sangat lama dikenang oleh warga dari golongan mana pun. Jauh melampaui batas-batas basis komunitasnya sendiri sebagai sesepuh Nahdlatul Ulama.

Dengan atau tanpa museum Gus Dur akan tetap mendapatkan respek. Ada atau tidak ada bantuan pemerintah, para peziarah yang kangen dengan sosok sekaligus inspirasi beliau akan selalu berusaha sowan setiap ada kesempatan. Itulah legacy.

Demokrat saat ini memang sedang dalam tekanan. Namun pembelaan yang bertumpu pada kekurangcermatan membaca berita atau informasi bisa berakibat pihak lain dirugikan. Efek samping yang lain yaitu pencitraan akan semakin ambyar tidak karuan.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun