Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Dana 9 M untuk Museum SBY dan 90 M Grha Megawati

19 Februari 2021   18:19 Diperbarui: 7 Maret 2021   17:07 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maket Museum dan Galeri SBY*ANI (detik.com/ Purwo Sumodiharjo).

Progres pembangunan gedung serbaguna di Klaten yang direncanakan akan dinamai Grha Megawati (detik.com).
Progres pembangunan gedung serbaguna di Klaten yang direncanakan akan dinamai Grha Megawati (detik.com).
Mendirikan museum, tempat ibadah, sekolah atas nama pribadi sebenarnya bagus-bagus saja. Permasalahan muncul ketika biaya atau anggaran yang digunakan ternyata menggunakan uang negara atau dana masyarakat secara massif.

Jika memang tak punya uang lebih yang bersumber dana pribadi atau partai ya tak usahlah bermimpi namanya diabadikan secara instant seperti itu. Kalau memang berprestasi luar biasa, jangankan presiden, orang biasa pun pasti akan mendapatkan tempat terhormat di hati rakyat.

Jika kebiasaan menggunakan dana publik untuk agenda pribadi atau golongan sudah menetap maka hal itu dapat mendukung kecenderungan perilaku koruptif. Tak dapat terbayangkan pula jika nanti terjadi perlombaan dan ruang publik disesaki bangunan-bangunan atas nama pejabat yang belum tentu penting dikenang.

Soal prestasi dan legacy seorang pejabat, jika ukurannya menggunakan sudut pandang kelompok sendiri tentu saja hebat. Tetapi jika menggunakan pendapat umum penilaian tersebut bisa saja keliru.

Berkaitan dengan hal itu secara etis mengabadikan nama pejabat agaknya lebih elok dilakukan oleh generasi sesudahnya. Apalagi jika menyangkut anggaran yang berasal dari negara atau dana publik, faktor objektivitas harus diutamakan.

Tentang museum SBY-ANI dan Grha Megawati itu intinya boleh-boleh saja, sejauh itu dibangun dengan uang dari kantong sendiri. Kalau tak mampu bisa melalui patungan dari donator-donatur partai sendiri. Mau dikenang itu mahal, perlu usaha dan harus ada modal juga.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun