Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bola Liar Kasus Abu Janda, Susi Pun Dianggap Kaum Sumbu Pendek

30 Januari 2021   23:33 Diperbarui: 30 Januari 2021   23:48 962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak hanya di kalangan Nahdliyin, berbagai silang cuitan di medsos itu lantas membuat Abu Janda panen raya pro-kontra kritik dari berbagai pihak. Ada dari anggota DPR, tokoh partai, hingga petinggi ormas.

Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti ikut pula melontar jumroh. Menurutnya tak pantas Abu Janda menggoreng wacana dan membuat gaduh. Ia bahkan mengajak netizen untuk unfollow akun medsos Abu Janda.

Abu Janda and the geng tak kalah cuit. Mereka menanggapi bahwa lebih baik unfollow Susi daripada Abu Janda. 

Yang punya lakon pun menyahut pedas. Pro Jokowi garis batu itu menganggap Susi sebagai kaum sumbu pendek yang hanya baca judul berita. Ia menyesalkan sikap mantan menteri itu yang tak mau mendalami persoalan yang sedang menimpa dirinya sebelum berkomentar. 

Susi Pudjiastuti (detik.com, 30/ 01/ 2021):

"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan2 model seperti ini yg selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya dimasa sulit pandemic, hal2 yg tidak positif dibiarkan. Ayo kita un follow, dan jangan perdulikan lagi orang2 seperti ini. Salam sehat & damai."

Permadi Arya atau Abu Janda:

"Bu Susi ini intinya sumbu pendek, reaktif terhadap headline yang dia baca, hak asasi kok mau sumbu pendek dan reaktif terhadap apa yang dia baca."

Begitulah salah satu ingar bingar  jagat medsos belakangan ini.

Dahulu kita menyangka ketika Prabowo berkoalisi dan menjadi menteri Jokowi, situasi akan adem. Nyatanya tidak. Pandemi Covid-19 tahun 2020 lalu tak mampu meredam beragam peristiwa politik yang membuat riuh kanal-kanal berita. Dari deklarasi KAMI hingga kerumunan FPI.

Begitu pula dengan reaksi aparat atas berbagai aksi dan ulah FPI. Pengusutan kasus hingga pembubaran ormas tersebut tidak lantas membuat situasi menjadi anteng. Selalu ada sesuatu yang bisa menjadi bahan olahan atau gorengan.

Abu Janda sendiri semestinya menikmati hari-hari ini dengan santuy dan menyenangkan. Akan tetapi jika pelaporan atas dirinya berujung persidangan atau bahkan bui maka cerita pergulatan politiknya tak lagi seru. Minimal jadi ribet harus hilir mudik ke pengadilan. 

Ibarat sudah menang 2 gol tanpa balas tetapi harus out dari lapangan kena kartu merah. Akibat euforia yang berlebihan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun