Aparat berhasil membubarkan demo FPI yang direncanakan akan menuju istana pada tanggal 18/12/2020 kemarin. Media sosial dan video amatir medsos melaporkan saat-saat berlangsungnya demo yang tampak seperti sebuah antiklimaks.
Mobil komando andalan sebagai tempat orasi berhasil disita aparat. Selain itu sebuah ambulans yang ternyata berisi logistik dan sebuah depot pembagian makanan  didatangi petugas. Alhasil massa akhirnya terisolasi dari sumber energi sebelum akhirnya mereka dihalau dan tercerai berai masuk ke gang-gang kecil.
Polisi yang mendapat tenaga dukungan dari TNI juga terkena imbas aksi yang tak berizin itu. Bentrokan menyebabkan dua polisi dikabarkan terkena sabetan benda tajam. Pelaku dan barang bukti kemudian diamankan. Ada 155 peserta yang ditangkap oleh aparat.
Jika melihat jumlah peserta, Â massa demo kali ini tampaknya tidak berhasil mencapai kuota yang diharapkan. Hal itu terjadi karena peserta dari luar Jakarta seperti dari Banten, Depok, Bandung, dan Bekasi gagal bergabung karena aparat berhasil menyekat di perbatasan.
Pada saat pencegatan itu sejumlah peserta demo kedapatan membawa senjata tajam yang kemudian disita langsung oleh aparat. Sekelompok massa dari Cicalengka, Bandung, yang diduga akan bergabung dalam demo di Jakarta diketahui membawa busur dan anak panah (jawapos.com, 18/12/2020).
Temuan senjata ini mau tidak mau tentu akan memperburuk citra FPI yang sebelumnya terlibat insiden di tol Cikampek, 07/12/2020. Saat itu pengawal rombongan M Rizieq Shihab yang akan pergi ke luar kota terlibat bentrokan dengan aparat yang membuntuti mereka.
Akibatnya 6 orang laskar khusus FPI tewas akibat baku tembak dengan aparat. Versi laporan personil yang terlibat insiden, aparat mendapat serangan tiga tembakan pistol rakitan yang berbalas tembakan pula.
Dua pengawal terkena tembakan di mobil mereka sendiri, sementara empat lainnya ditembak setelah penangkapan. Mereka kemudian ditembak setelah melakukan perlawanan di mobil aparat yang akan membawa mereka ke Jakarta. Demikian garis besar penjelasan pihak kepolisian yang telah dijabarkan pula melalui reka ulang pertama di TKP.
Pihak FPI menampik penjelasan tersebut. Menurut  mereka laskar khusus yang mengawal tidak dibekali senjata apa pun sehingga tidak mungkin pula mereka melakukan serangan terhadap aparat.Â
Saat ini pihak berwenang masih mengusut kronologis kejadian. Kasus wewenang Polda Metro Jaya ini kemudian ditarik ke Mabes Polri dan ditangani Bareskrim. Sementara Komnas HAM dan Kontras serta media nasional ikut pula mengawal insiden yang mendapat sorotan jurnalis internasional itu.