Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Fadli Zon dan Susi Berebut Opini, Siapa yang Dilirik Jokowi?

26 November 2020   07:39 Diperbarui: 27 November 2020   14:01 3399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alat tangkap cantrang, kebijakan penerapannya menjadi salah satu polemik di KKP (kominfo.go.id).

Fadli Zon menyoal saran yang tak didengar kolega Gerindranya; sementara Susi mengungkit kebijakan dirinya yang dibatalkan Edhy.

Akan tetapi jika memandang lowongan pekerjaan sebagai menteri Jokowi yang otomatis muncul, mau tak mau pikiran liar lantas bertanya apakah ini ada hubungannya dengan itu?

Soal naiknya nama Susi yang digadang publik agar kembali ke KKP sudah langsung terjadi begitu saja sejak berita penangkapan Edhy naik cetak. Tetapi mengapa pula Fadli tiba-tiba menyoal lobster lagi, apakah itu semata-mata karena kepedulian lingkungan ataukah berkaitan dengan lowongnya  jabatan?

Desas-desus isu pengganti Edhy sebagai Menteri KKP juga hangat menyinggung Fadli Zon sebagai kader Gerindra.  Sosok yang pernah masuk susunan kabinet versi Hambalang ini dilambungkan netizen sebagai bakal pengganti Edhy jika jatah menteri untuk Gerindra tetap berlaku.

Tentu bukan hanya Fadli Zon yang berpeluang; Ketum Prabowo bisa juga mempertimbangkan untuk mengajukan nama lain semisal Sandiaga Uno.

Jika Sandiaga Uno naik jadi menteri maka lengkaplah sudah sub-ordinasi Gerindra pada petahana. Drama pemilihan presiden tahun kemarin berakhir happy ending dan semua kandidat capres-cawapres berbahagia hidup damai di istana.

Penentu keputusan akhir adalah Jokowi sebagai pemegang hak prerogatif. Namun apabila membaca hasil riset theconversation.com tampaknya Jokowi tak akan mengikuti selera publik.

Menurut pengamatan Fabio Scarpello, kebijakan-kebijakan Susi mendapat perlawanan dari kubu yang sangat kuat. Tidak hanya mafia ikan yang terganggu, tetapi juga sejumlah pejabat legislatif, eksekutif, LSM, dan pengusaha merasa tidak nyaman dengan kebijakan Susi.

Berdasarkan studi selama 2018-2019, Dosen Politik University of Auckland tersebut menemukan bahwa meski perdagangan ikan ilegal turun 90% tetapi kekuasaan oligarki ekonomi-politik tak ingin lalat pengganggu hadir dalam pesta mereka. Sosok yang keras kepala seperti Susi harus disingkirkan dan diasingkan.

Maka tak jadi heran ketika Oktober lalu akhirnya Susi mental dari kursi KKP. 

Apa yang menjadi sorotan Fabio kemudian terbukti, kebijakan Menteri Edhy Prabowo langsung melucuti berbagai kebijakan Susi seperti penenggelaman kapal pencuri ikan, izin cantrang, dan izin ekspor baby lobster. Kebijakan terakhir itu yang membimbing Edhy ke pintu penjara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun