Ihwal FPI, sponsor utama PA 212, dalam orasi demo omnibus law menyinggung kepulangan Riziq Shihab dari Saudi dan satu term yang dianggap sensitif yaitu "tsauroh".
Diksi tsauroh menurut Abegebriel sangat tabu dikatakan di Arab Saudi. Menurut Abegebriel yang menjadi duta besar di sana, tsauroh bisa memiliki arti pemberontakan, kudeta, dan makna-makna yang serupa dengan itu. Itulah sebabnya menyebut tsauroh sangat tabu bagi rakyat Saudi.
Agus Maftuh Abegebriel (detik.com, 16/10/2020):
"Kami menyayangkan dokumen berbahasa Arab yang dibaca di demo kemarin, terutama diksi 'tsaurah', yang merupakan terjemahan dari 'revolusi'. Sangat tabu di Arab Saudi. 'Tsaurah' bisa bermakna 'inqilab' (kudeta), 'faudha' (chaos, kekacauan), 'intifadhah' (pemberontakan), 'taqatul' (peperangan, saling bunuh), 'idhtirab' (gangguan keamanan), dan 'tamarrud' (pemberontakan)."
Di Indonesia sendiri  istilah tsauroh tentu tidak dikenal dan tidak dipahami umum. Tetapi kudeta atau pemberontakan pasti merupakan isu sensitif terutama bagi TNI-Polri.
Posisi  dan peran Gatot Nurmantyo dalam hubungannya dengan tindak pidana 9 elit KAMI yang ditahan di Bareskrim sedang diselidiki dan dipetakan.
Menjadi semakin krusial dan memberatkan ketika dengan sadar Gatot menghubungkan perannya dalam aksi 212 lewat narasi peci putih yang ia sampaikan. Aksi tersebut dimotori FPI yang kini sedang diterpa isu tsauroh.
Maksud Gatot langkah itu mungkin sebagai langkah penyelamatan tetapi juga bisa menjerumuskan dirinya sendiri.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H