Mohon tunggu...
Telisik Data
Telisik Data Mohon Tunggu... Penulis - write like nobody will rate you

Fakta dan data otentik adalah oase di tengah padang tafsir | esdia81@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Narasi Peci Putih Gatot Nurmantyo, Niat Menyelamatkan atau Justru Menjerumuskan?

18 Oktober 2020   17:22 Diperbarui: 18 Oktober 2020   19:52 1394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo tiba-tiba mengulang lagi narasi peci putih. Sebetulnya soal  tutup kepala yang lazim dipakai umat Islam itu bukan hal istimewa. Bentuk dan rupanya variatif.

Dalam perbincangan dengan Karni Ilyas di acara ILC bertajuk "Manuver Jenderal Gatot" dua hari lalu, Gatot Nurmantyo mengungkit kembali peci putih yang dikenakan saat aksi 212 berlangsung. Kilas balik 02 Desember 2016, Presiden Jokowi bersama jajaran pejabat istana termasuk Gatot datang menemui peserta aksi. Mereka berunjuk rasa menuntut Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama diadili dalam kasus Al-Maidah 51.

Gatot yang masih menjabat Panglima TNI mengenakan peci putih. Berbeda dengan Jokowi, Wapres JK, Menkopolhukam Wiranto, dan pejabat lain yang memakai kopiah biasa yang lazim digunakan orang Indonesia. Peci hitam.

Ada beberapa momen terkait  sebelumnya mengapa  peci putih Gatot Nurmantyo jadi menarik.

Pertama, dalam tulisan ini soal peci putih tersebut dikatakan "diungkit kembali" oleh Gatot Nurmantyo. Faktanya, pada tahun 2017 lalu hal itu pernah disampaikan di Kompas TV ketika membahas polemik dugaan makar di balik aksi massa 212. 

Kemudian dalam kunjungannya ke Republika, pernyataan yang sama pernah disampaikan pula dua tahun lalu, 2018.

Gatot Nurmantyo (republika.co.id, 28/03/2018):

"Maka saya harus tunjukkan saya adalah bagian dari mereka (perserta 212), tapi mereka juga tahu saya bagian dari pemerintah. Berpakaian dinas, saya menggunakan peci putih sebagai identitas mereka. 'Oh ini bagian dari saya, tapi dia tahu saya'. Jadi apabila ada suatu hal maka kelihatan saya akan didengar (perserta 212). Keselamatan presiden adalah kewenangan penuh TNI dan panglima TNI, itu yang saya lakukan."

Jadi, soal peci putih ini bukan sesuatu yang kebetulan. Benda sepele itu adalah properti yang menjadi bagian narasi Gatot Nurmantyo.

Konstruksi cerita yang dibangun Gatot, peci putih adalah simbol bahwa dirinya bagian dari peserta aksi 212. Sementara seragam yang ia pakai merupakan simbol jabatan dan wewenangnya sebagai aparat.

Gatot mengklaim bahwa dengan politik simbol kolaborasi peci putih dan seragam maka kata-katanya akan didengar massa 212. Hal tersebut sebagai antisipasi mengingat sebelumnya aksi  411 (04 November 2016) berujung rusuh. Sejumlah polisi terluka.


Poin kedua yang menjadikan mengapa peci putih menjadi perhatian adalah kontra-narasi yang disampaikan El Diablo. Alur penjelasan yang berbeda itu diurai lewat utas twitter pada 25 September 2020. Akun legend yang merupakan reinkarnasi ke-11 tersebut mengupas cerita dari sudut yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun