Kepulauan Bangka Belitung sedang hangat menjadi berita. Tidak berkaitan dengan Covid-19 dan bukan soal nobar film G30S/PKI.
Instruksi Disdik Provinsi Bangka Belitung yang mewajibkan siswa SMA/SMK membaca buku Felix Siauw dibatalkan hanya dalam tempo 1 jam. Pukul 20.00 tanggal 30 September 2020 terbit, pukul 21.00 langsung dibuat pembatalannya. Surat kedua terbit hari berikutnya, 01 Oktober 2020. Demikian menurut  David Wijaya.
Via twitter akun @DavidWijaya82 menyampaikan hasil konfirmasi empat mata langsung dengan kepala dinas. Hasilnya antara lain info bahwa yang mengetik surat Kepala Disdik Drs. Muhammad Soleh itu ternyata adalah sekretarisnya. David juga memberi pandangan sekilas tentang  kepala dinas yang menurutnya adalah sosok guru yang cinta NKRI.
Di akhir paparan David menyampaikan terima kasih kepada Eko Kuntadhi dan Denny Siregar. Berkat cuitan mereka ia bisa mengkonfirmasi permasalahan langsung kepada disdik pada hari itu juga.
Berdasarkan kronologi penjelasan David dan bukti surat, ada beberapa poin yang menjadi sebab mengapa instruksi Disdik dibatalkan dalam hitungan jam.
- Instruksi kepada siswa SMA untuk membaca buku "Muhammad Al Fatih 1453" karangan Felix Siauw. Tujuannya untuk memupuk semangat literasi.
- Siswa diwajibkan merangkum buku tersebut dan menyerahkan ke sekolah. Dari sekolah se-Bangka-Belitung itu rangkuman buku hasil kerja siswa kemudian dikumpulkan ke Dinas Pendidikan Babel.
- Setelah mendapat masukan dan saran, kepala dinas membatalkan instruksi dan mengakui bahwa ia kurang begitu paham latar belakang pengarang buku yaitu Felix Siauw.
Sebelumnya pernah juga ada instruksi untuk merangkum cerita Al Fatih.
Yang mengeluarkan instruksi bukan kepala dinas, tetapi langsung dari Gubernur Erzaldi Rosman Djohan pada 04 Februari 2019. Ia membuat perintah itu karena melihat minat baca pelajar yang rendah di daerahnya (babel.antaranews.com, 04/02/2019).
Penelusuran lanjutan, pada 24 Mei  2018 dalam safari Ramadan Erzaldi juga diketahui sempat menyampaikan keinginan agar anak-anak Babel seperti Al Fatih. Dan 14 Desember 2018 berita yang serupa muncul di web humas.babelprov.go.id. Bagusnya saat ini tautan tidak bisa diakses sepenuhnya.
Erzaldi Rosman (wartabangka.com, 02/10/2020):
"Itu (surat edaran-red) sudah ditarik, hal ini spontan kita edarkan karena saya melihat tokoh Al Fatih itu yang bagus dijadikan motivasi dan contoh anak-anak, tapi saya nggak tau kalau penulisnya Felix Siauw."
Hampir senada pernyataan Erzaldi tersebut dengan klarifikasi Soleh.
Muhammad Soleh (bangka.sonora.id, 02/10/2020):
"Kita tidak melihat pengarang buku termasuk organisasi masyarakat yang dilarang pemerintah, dengan ketidaktahuan itu, kami kemudian membatalkan edaran tesebut."