Lho, bukankah di Youtube sudah ada dan bisa dilihat kapan saja?Â
Memang betul  begitu, tetapi itulah namanya politik.
Tentang PKI ini sudah menjadi  sesuatu banget bagi Soeharto bersama rezim orba-nya dahulu. Berkat citra sukses menumpas  kudeta golongan kiri, Soeharto berhasil  menjadi presiden. Juga berkat asbab legitimasi  katebelece Supersemar yang hingga kini sukar diusut itu. Misterius seperti UFO.
Setelah jadi,  Soeharto terus berusaha mempertahankan kekuasaan periode demi periode hingga mencapai sepertiga abad. Cara yang ditempuh yaitu melalui penerapan asas tunggal Pancasila yang anti-komunis. Tentu menurut versi  tafsirnya sendiri. Bentuk real eksekusinya lewat pelembagaan P4, Pedoman Pengamalan dan Penghayatan Pancasila.  Juga lewat sosialisasi media seni budaya seperti pembuatan film tentang G30S/PKI itu. Hukumnya wajib tonton bagi anak sekolah.
Setelah orde baru bubar, P4 dan nobar film PKI kemudian tidak terlalu ditekankan pemerintah. Gatot melihat peluang ini: revitalisasi wacana ancaman komunisme. Langkah kongkrit yang diambil antara lain mewajibkan (lagi) nobar film penumpasan pemberontak PKI.
Beriringan dengan hal itu merebak  pula aksi-aksi  yang seirama semacam pembakaran bendera atau simbol PKI agar seolah-olah banyak berkeliaran oknum-oknum  komunis. Padahal, bendera dan alat peraganya itu dibikin sendiri dan lalu dibakar sendiri. Urusan bakar-membakar bendera ini ada bagian yang  menangani sendiri.
Tentu saja kita layak menyoal Gatot ihwal kebangkitan komunisme. Katanya benih komunis mulai muncul lagi sejak 2008, lantas apa yang ia lakukan ketika menjadi Panglima TNI?
Betul jika ia mengatakan bahwa hal itu sudah disosialisasikan di kampus-kampus lewat seminar. Juga gagasan nobar film PKI itu. Namun, ceramah hingga berbusa-busa dan nobar film belum menyentuh persoalan mendasar: mengapa jaringan komunis itu tidak dibongkar saja selagi ia punya kuasa? Kalau cuma bicara Novel Bamukmin juga bisa.
Lha, apa hubungannya dengan Novel Bamukmin?
Dalam satu sesi talkshow Mata Najwa pentolan FPI ini ditanya host bagaimana ia mengenali  penganut ideologi komunisme. Novel dengan enteng menjawab bahwa  orang komunis bisa dikenali lewat ciri-ciri yang bisa dilihat mata, contohnya pakai kaos berlogo palu arit. Mendengar jawaban Novel tersebut hadirin wal hadirot ngakak sejadi-jadinya. Â