Dulu sempat ada tarik ulur memang, pertemuan Amien-Jokowi yang mirip  "romantisme" malu-malu mau hubungan SBY-Mega yang sempat trending jadi guyonan politik. Ada yang ingin ketemuan tetapi gengsi ngajak janjian. Jadinya hanya sebatas status mantan di beranda medsos saja. Dulu.
Soal ketemuan ini, agaknya Amien ingin Jokowi yang sowan ke rumahnya; sebagai adik kelas kepada seniornya di UGM, atau sebagai politisi edisi belakangan dibanding dirinya yang kawakan. Tambahan pula, ada "sesuatu" yang katanya ingin ia sampaikan langsung kepada Jokowi.
Tetapi mana mau geng Jokowi begitu; menuruti kehendak Amien. Juga kelompok nasionalis lain yang tentunya menganggap Jokowi sebagai simbol negara.
Amien Rais (liputan6.com, 30/05/2018):
"Dan saya akan sampaikan sesuatu yang saya inginkan, sangat santun, sopan, dan etis lah ya, jangan khawatir. Emang sebaiknya dia datang ke rumah saya. .... Jadi untuk tambahan, dulu Pak SBY dan Bu Ani juga pernah datang ke rumah saya. Jadi saya tidak ingin negara besar, keluarga besar ini kemudian retak karena simpang siur."
Hingga sekarang pertemuan itu belum ada isyaratnya lagi. Itu tadi, meskipun PAN sudah membuka peluang aliansi dengan inkumben tetapi Amien sudah tidak berada di jajaran pengambil keputusan.
Menarik tanpa harus terjerembab ke dalam teori konspirasi, di tengah polemik Bintang Mahaputera ada kabar putra Amien Rais yaitu Mumtaz Rais malah dipolisikan pejabat KPK. Tetapi sekali lagi, ini tidak ada hubungannya dengan kritik bapaknya atau karena masalah penilepan uang negara.
Rabu lusa kemarin Mumtaz Rais dipolisikan ke Polsek bandara oleh pimpinan KPK Nawawi Pomolangu karena gaduh bertelepon ria di pesawat (kompas.com, 14/08/2020).Â
Pada waktu itu Mumtaz ditegur kru karena dianggap mengganggu tetapi yang bersangkutan malah muntab. Nawawi dibentak, demikian pula  awak kabin .Â
Buntut kericuhan di atas pesawat kemudian dilanjutkan di darat. Nawawi Pomolangu melaporkan ulah Mumtaz  yang dianggap tidak menyenangkan atau mengganggu penumpang dalam penerbangan. Alhasil urusannya kemudian masuk kantor polisi di Bandara Soetta itu.Â
Tidak ada hubungannya dengan politik, apalagi dengan perdebatan seputar penganugerahan Bintang Mahaputera Nararya. Insiden Mumtaz Rais di dalam pesawat itu adalah murni masalah pengendalian diri.***